Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan atribusi AppsFlyer meluncurkan Indeks Pertumbuhan 2020 untuk menyoroti ad network dan sumber media yang mendominasi keunikan pasar iklan di Asia Tenggara.
Marketing Director AppsFlyer Asia Pasifik, Beverly Chen menyatakan laporan tersebut menunjukkan peningkatan kompetisi antar network, dengan beberapa yang melonjak ketika yang lain mengalami penurunan drastis, seiring berjalannya wilayah melewati periode perubahan nan dinamis.
“Laporan Indeks Pertumbuhan menampilkan network kuat yang sekarang mengalami partisipasi lebih agresif dari pemain regional dan lokal,” terangnya lewat rilis resmi yang diterima Bisnis, Kamis, (16/4/2020).
Dia menjelaskan bahwa meskipun pemain global yang sering muncul masih memimpin, tetapi pemain dari China meningkat secara stabil.
“Ketika kompetisinya semakin ketat, sangat menarik bagaimana pasar iklan tetap memiliki performa kuat, dengan Indonesia menjadi paling kuat di Asia Tenggara,” ujarnya.
Chen mengatakan aplikasi Shareit memiliki peningkatan domestik yang unik, walaupun keberadaan mereka hanya dominan di Indonesia, mereka sekarang sedang maju menjadi ad network yang berkembang sangat cepat.
Dia mengatakan sejumlah network baru membuat pertumbuhan terpangkas tahun ini, termasuk AdColony, Appnext dan Pokkt. Shareit menjadi satu pengecualian utama, dengan pertumbuhan luar biasa di Indonesia untuk menduduki posisi puncak terutama karena kekuatan dominannya di kategori non gaming.
“Shareit meningkatkan angka penginstalan non-organik dari keseluruhan angka penginstalan aplikasi sebanyak 2.400% serta jumlah aplikasinya sebanyak 750%,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis, (16/4).
Sementara itu, dia melanjutkan bahwa Indeks Pertumbuhan AppsFlyer dihitung menggunakan perbandingan indikator pada semester pertama dan akhir 2019.
Perbandingan ini didasari oleh dua metrik, yaitu volume, atau perkembangan install bersih; dan tingkat adopsi atau perkembangan jumlah aplikasi.
Secara global, laporan ini tersegmentasi dalam 252 peringkat dan termasuk dalam kategori baru seperti keuangan, hiburan, perjalanan, fotografi dan berbagai jenis permainan.
Di Asia Tenggara, ad network yang memiliki performa baik lebih banyak di luar kategori gim mobile, dengan kompetisi yang semakin ketat.
“Shareit memimpin di pasar Indonesia, Google Ads memimpin di pasar Vietnam, dan Apple Search Ads di pasar Thailand. Walaupun Shareit tidak memiliki keberadaan yang kuat di pasar lain, termasuk sektor gim, performa baik di Indonesia menempatkan mereka dalam posisi puncak,” ucapnya.
Untuk pasar nongim, Chen mengatakan bahwa di Indonesia didominasi oleh pemain asal China karena Vivo, TikTok Ads, Oppo dan Xiaomi menduduki empat dari enam peringkat tertinggi (bersama dengan Shareit dan Google Ads)
“Shareit memimpin dalam perkembangan grafik di Indonesia dikarenakan oleh perkembangannya yang luar biasa kategori non-gim, membuat 2019 tahun spesial untuk buku rekor mereka. Beberapa ad network baru masuk dalam bagian yang berkembang tahun ini, termasuk Pokkt milik India,” lanjutnya.
Sementara itu, Unity Ads, menduduki peringkat dua, dibantu oleh peringkat dua mereka di sektor gim, yang mencatat peningkatan network mereka sebesar 57% dan 123% di pergerakan install non-organik dan volume install non-organik
Google Ads, secara umum menduduki peringkat ketiga, yang dipicu oleh performa raksasa teknologi tersebut yang memuncaki sektor gim (peningkatan pangsa instalasi non-organik sebesar 15%) dan peringkat lima di bukan gim (peningkatan pangsa instalasi non-organik sebesar 14%)
Sedangkan, TikTok tercatat sebagai pemain yang mencatat pertumbuhan tercepat keempat, dengan catatan peringkat kelima di gim dan ketiga di sektor non- gim.
“Hal tersebut membuat peningkatan pangsa Install non-organik gim mereka sebesar 240% dan jumlah aplikasi sebesar 314%. Produsen ponsel Vivo masuk dalam peringkat enam besar dengan menduduki urutan kedua dibelakang Shareit di kategori non-gim,” paparnya.
Sebagai catatan, data yang dirujuk oleh laporan ini merupakan periode semester kedua 2019, periode waktu sebelum terjadinya pandemi Coronavirus (Covid-19).
Hingga 22 Maret 2020, AppsFlyer mencatat tidak ada perubahan yang signifikan dalam jumlah install non-organik di Asia Tenggara, dibandingkan angka tahun lalu. Index ini mengukur perkembangan, bukan performa.