Bisnis.com, JAKARTA – Wabah corona telah menjadi salah satu sentimen yang memukul industri nasional, tak terkecuali industri digital.
Namun, hal itu bukan berarti tidak ada celah untuk dapat memberikan kontribusi yang sejalan dengan keberlangsungan bisnis perusahaan-perusahaan rintisan berbasis daring di tengah-tengah pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Asa tersebut, saat ini dimiliki oleh perusahaan yang bergerak di sektor pengembangan teknologi dan platform daring penyalur logistik alat-alat kesehatan.
Pasalnya, perusahaan-perusahaan modal ventura mulai melakukan penghimpunan dana untuk dialirkan kepada perusahaan rintisan, yang mengembangkan teknologi-teknologi terkait dengan penanganan pandemi virus corona di Tanah Air.
Belum lama ini, salah satu perusahaan modal ventura East Ventures memimpin penghimpunan dana dengan target mencapai Rp10 miliar untuk keperluan tersebut.
Total dana nantinya akan dialokasikan untuk dua wilayah penggunaan, yakni Rp9 miliar untuk mendukung inisiatif salah satu perusahaan pengembang teknologi pendeteksi Covid-19 yakni Nusantics. Perusahaan itu rencananya menyediakan 100.000 test kit gratis.
Sementara itu Rp1 miliar lainnnya akan digunakan untuk proyek pengembangan whole genome sequencing.
Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan langkah ini merupakan kali pertama perusahaan memimpin penghimpunan dana nirlaba.
“East Ventures mendapatkan berita keterlibatan salah satu portofolio East Ventures, yaitu Nusantics di dalam task force Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ini membuat kami terdorong untuk berpartipasi lebih jauh dan berinisiatif untuk mengajak segenap ekosistem digital untuk berkontribusi," ujar Willson dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (30/3/2020).
Inisiasi tersebut diusung melalui platform bernama Indonesia Pasti Bisa dengan melibatkan perusahaan lain, antara lain Koinworks, IDN Media, dan Nusantics dengan kapabilitas deep tech di bidang bioscience.
"Dengan meletakkan pondasi platform berasaskan result-oriented, accountability dan transparancy, kami berharap agar semua orang bisa berpartipasi melawan virus Covid-19,” lanjut Willson.
Selama 3 pekan ke depan, Nusantics akan menggunakan keahlian dan sumber daya milik perusahaan dalam bidang genetika untuk mengembangkan test kit qPCR, yang didesain spesifik untuk populasi Indonesia berdasarkan hasil riset tentang Covid-19 dari seluruh dunia.
Perusahaan tersebut berkomitmen berkolaborasi dengan beragam institusi untuk memproduksi 100 set test kit qPCR sebagai prototipe, kemudian melakukan produksi massal dengan target 100.000 test kit.
Secara paralel, Nusantics juga akan melaksanakan proyek whole genome sequencing untuk memetakan mutasi virus penyebab Covid-19 yang menyebar di Indonesia.
Pemetaan genomika berbagai varian virus dinilai penting karena virus cenderung mampu bermutasi dengan cepat ke beragam bentuk yang unik sesuai wilayah penyebarannya.
Upaya yang serupa juga dilakukan oleh salah satu perusahaan modal ventura lainnya, yaitu Ideosource yang sebelumnya lebih kerap bergerak di sektor agribisnis.
Managing Partner dan Co-Founder Ideosource Edward Ismawan Chamdani mengatakan Ideosource menargetkan Rp60 miliar -- Rp100 miliar untuk proyek pendanaan yang sebagiannya ditujukan membantu penyaluran logistik alat-alat kesehatan.
Edward mengatakan perusahaan tengah berupaya meraup dana tambahan dari jaringan yang dimiliki dalam bentuk proyek pembiayaan guna membantu platform distibutor logistik, termasuk alat-alat kesehatan, untuk mampu menerima order lebih besar.
"Kalau dilihat datanya, penyaluran yang sifatnya bantuan bencana dari setiap distribution center (DC) setiap tahunnya berkontribusi sekitar 30 persen," ujar Edward kepada Bisnis.
Dalam hal ini, Ideosource melibatkan beberapa pihak platform daring, di antaranya adalah ACT.id (Aksi Cepat Tanggap) dan portal donasi dompet digital Dompet Duafa.
"Harapan kita agar portfolio kita bisa menjadi salah satu partner yang kredibel, khususnya dalam konteks pendistribusian bahan bantuan di kondisi pandemi virus corona seperti sekarang ini," lanjut Edward.
Peluang dan Kolaborasi
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono menilai kegitatan penghimpunan dana membuka peluang bagi perusahaan rintisan yang bergerak di sektor pengembangan teknologi ke depannya.
Khusus untuk situasi di tengah wabah Covid-19, kata Handito, pengembangan perusahaan rintisan yang terkait dengan kesehatan pernafasan dan virus diprediksi cerah pada masa yang akan datang.
Adapun, salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan-perusahaan rintisan beserta pemangku kepentingan terkait adalah berkolaborasi dengan mitra dari luar negeri, salah satunya dari China.
"Startup yang memiliki teknologi yang berkaitan dengan Covid-19 sebagian besar ada di China, sehingga perlu berkolaborasi dengan startup, korporasi, ataupun lembaga di China," ujarnya kepada Bisnis.
Namun demikian, Handito mengatakan masih terdapat hal teknis yang perlu diwaspadai terkait dengan pengembangan teknologi penanganan Covid-19.
Perusahaan rintisan, lanjutnya, perlu mewaspadai kualitas produk awal mengingat penyebaran virus corona yang relatif baru sehingga waktu uji coba diperkirakan belum cukup.
"Meski demikian, itu tidak masalah. Pasalnya, itulah karakter startup sebagai usaha rintisan yang hendak tumbuh cepat dengan berorientasi pada teknologi," tutupnya.