XL Axiata Tutup Layanan XL Tunai, Ini Alasannya

Rahmad Fauzan
Selasa, 10 Maret 2020 | 21:34 WIB
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. belum lama ini menutup layanan dompet digitalnya, yakni XL Tunai. Alasannya, perusahaan belum menemukan model bisnis yang tepat untuk layanan tersebut.

Menurut Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, sampai dengan saat ini layanan dompet digital belum menemukan model bisnis yang tepat untuk dapat berkembang secara organik sesuai dengan aturan Bank Indonesia.

"Layanan e-money merupakan bisnis layanan yang penuh dengan aturan yang ketat (heavy-regulated), dan untuk menjalankannya dibutuhkan kompetensi dan fokus bisnis yang khusus," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).

Untuk sementara, lanjutnya, bisnis layanan digital akan menjadi fokus utama dari anak usaha Axiata lainnya, yaitu Axiata Digital Service Indonesia. Sesuai dengan strategi perusahaan, katanya, XL akan lebih fokus kepada bisnis utama di bidang telekomunikasi.

Menurut Head of Crowdfunding Working Group Asosiasi Fintech Indonesia (AFTech) Edward Ismawan Chamdani layanan dompet digital yang diluncurkan operator seluler sulit untuk dikembangkan jika berdiri sendiri tanpa adanya ekosistem gabungan.

"Ekosistem gabungan tersebut bisa memberikan manfaat di luar pembayaran bagi pelanggan dan juga manfaat pendapatan lainnya," ujarnya.

Idealnya, lanjut Edward, penyedia layanan dari sektor telekomunikasi memiliki ekosistem super apps untuk mendukung layanan dompet digital yang dimiliki, seperti halnya Gojek dengan layanannya Gopay.

Dia melanjutkan sulit bagi penyedia layanan untuk memaksakan kebiasaan konsumen melalui aplikasi dengan penggunaan tunggal. Selain itu, Strategi insentif dinilai akan menjadi beban bagi penyelenggara.

Dihubungi terpisah, pengamat perusahaan rintisan Rama Mamuaya menilai sulitnya perusahaan telekomunikasi mengembangkan bisnis melalui layanan dompet digital tidak terlepas dari paradigma yang masih tradisional.,

"Mereka masih terbebani target return of investment (ROI) infrastruktur mereka yang tetap harus dimanfaatkan," ujar Rama.

Selain itu, lanjutnya, keterkaitan tidak langsung antara layanan dompet digital dengan infrastruktur utama perusahaan telekomunikasi membuat investasi di lini bisnis tersebut dilakukan dengan setengah-setengah dan cenderung berjangka pendek.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper