Bisnis.com, JAKARTA - Visa mengumumkan akan mengakuisisi fintek Plaid, sebuah perusahaan rintisan yang menghubungkan aplikasi pembayaran seperti Venmo dan Square Cash ke rekening bank pengguna untuk mentransfer uang, dengan kucuran dana sebesar US$5,3 miliar atau setara Rp72,4 triliun.
Akuisisi ini membuat valuasi Plaid bertambah dua kali lipat dalam setahun. Perusahaan asal San Francisco yang baru berusia delapan tahun tersebut dilaporkan memiliki valuasi US$2,65 miliar atau Rp36,2 triliun pada tahun lalu.
Plaid sendiri sudah memiliki 2.600 pelanggan dan berekspansi tidak hanya ke Amerika Serikat tapi juga Spanyol, Prancis, dan Irlandia.
Visa dengan nilai valuasi US$420 miliar atau Rp5.739 triliun dan pendapatan sebesar US$23 miliar atau Rp314,3 triliun tahun lalu, tidak mengakuisisi Plaid untuk potensi pendapatannya.
Hal ini mengingat pendapatan Plaid pada tahun 2019 hanya mencapai US$100 juta atau Rp1,3 triliun hingga US$200 juta atau Rp2,7 triliun, dikutip dari Forbes.
Alasan utama Visa untuk membeli Plaid terbagi atas dua hal yakni pertama, Plaid bekerja dengan banyak aplikasi fintek terbesar di Amerika Serikat termasuk Venmo, Square Cash, Chime, Acorns, Robinhood, dan Coinbase.
Dengan akuisisi tersebut, Visa mendapat akses ke basis pelanggan yang penting dan dapat menjual layanan pembayaran tambahan.
Kedua, Visa memiliki jaringan global yang tak tertandingi dalam teknologi keuangan, dengan jutaan pelanggan di 200 negara. Hal ini akan membuat Visa lebih mudah untuk membawa Plaid mengglobal.
Zach Perret, dilaporkan akan tetap menjadi CEO Plaid. Bersama dengan co-founder William Hockey, Brandon Watkins dan Troy Wickett, yang semuanya masuk dalam daftar 30 Under 30 Forbes menandatangani kesepakatan ini dengan dua bankir Goldman Sachs.
Pengguna Plaid, adalah praktisi fintek, sehingga Perret melihat akuisisi tersebut sebagai validasi dari semakin pentingnya layanan keuangan.
"Pasar kami adalah menemukan orang-orang yang menciptakan inovasi di dalam perusahaan," katanya Perret.
Visa akuisisi ini akan direalisasikan pada tiga hingga enam bulan kedepan, dengan pembayaran tunai sebesar US$4,9 miliar atau Rp66,9 triliun dan US$400 juta atau Rp5,5 triliun dalam bentuk saham.