Gelombang Listing Unicorn Teknologi Berikutnya akan Datang dari India

Nirmala Aninda
Rabu, 11 Desember 2019 | 11:56 WIB
Seseorang memfilmkan layar yang menunjukkan data lalu lintas Kota Hangzhou. Sistem manajemen lalu lintas di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China didukung Alibaba Cloud, China./Reuters
Seseorang memfilmkan layar yang menunjukkan data lalu lintas Kota Hangzhou. Sistem manajemen lalu lintas di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China didukung Alibaba Cloud, China./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - K apitalis ventura teknologi dan mantan pejabat Infosys Ltd. Mohandas Pai, memperkirkan pasar saham India menanti gelombang besar aksi korporasi dari beberapa perusahaan rintisan teknologi.

Pai, yang juga Ketua Komite Sekuritas dan Bursa India atas pasar primer dan teknologi keuangan, mengatakan 10 hingga 15 perusahaan internet dan teknologi sedang menyusun strategi agar terdaftar di bursa India selama 3 tahun ke depan.

Dilansir melalui Bloomberg, perusahaan-perusahaan ini diperkirakan bernilai US$300 juta hingga US$10 miliar, katanya dalam sebuah wawancara.

Salah satu perusahaan tersebut adalah Byju, pencipta aplikasi pendidikan, di mana Pai Aarin Capital Partners memiliki saham.

Perusahaan lainnya yang dia harapkan akan terdaftar di pasar lokal dalam beberapa tahun mendatang termasuk platform pengiriman makanan Swiggy dan Zomato, serta PhonePe dan Myntra, yang keduanya merupakan unit Flipkart yang dikendalikan Walmart Inc.

"Ada minat untuk IPO dari perusahaan dan juga investor. Pasar haus akan saham IT yang tumbuh cepat," kata mantan pejabat keuangan Infosys itu, dikutip melalui Bloomberg, Rabu (11/12/2019).

Pai merujuk pada minat dari investor global dan lokal yang mendorong indeks ekuitas negara ke rekor tertinggi bulan lalu.

Kinerja kuat saham terkait internet termasuk Indian Railway Catering & Tourism Corp. dan Info Edge India Ltd. tahun ini juga turut meningkatkan sentimen.

Saham Indian Railway Catering & Tourism Corp. naik sekitar 170% sejak listing pada Oktober.

Investor asing telah memompa sekitar US$13 miliar ke dalam pasar saham India tahun ini, yang akan menjadi arus masuk tahunan terbesar sejak Perdana Menteri Narendra Modi terpilih pada tahun 2014, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Investasi domestik dalam saham juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena investor telah beralilh ke reksa dana di tengah kurangnya kepercayaan pada aset lain.

Pai mengatakan bahwa likuiditas dan valuasi seharusnya tidak menjadi perhatian bagi perusahaan yang ingin melakukan listing, karena pasar dibanjiri dengan uang dan investor India telah menunjukkan kesediaan untuk membayar saham yang terus tumbuh.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper