Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi asal China, Xiaomi, mengungkapkan peredaran dua produk terbarunya, yakni Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro, mengalami kelangkaan di pasar Tanah Air.
Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan terdapat tiga alasan yang menyebabkan peredaran Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro langka; pertama, adanya proses peningkatan produksi di pusat perakitan PT Sat Nusa Persada sehingga mereka memastikan komponen yang dibeli dari China tiba di Batam.
"Peningkatan unit yang dibuat membuat line produksi bertambah. Seiring dengan itu mereka menambah pekerja. Hasilnya, Xiaomi harus melatih mereka terlebih dulu sebelum menempatkan ke jalur produksi," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Selain itu, keharusan melakukan uji coba untuk memastikan perangkat benar-benar layak produksi juga memakan waktu yang cukup lama.
Kedua, Xiaomi merupakan perusahaan yang fokus dengan pendistribusian produk secara daring, sehingga konsumen umum mengalami kesulitan untuk menemukan produk Redmi Note 8 atau Redmi Note 8 Pro di pasaran lantaran unit belum tersedia.
Ketiga, tingginya permintaan akan Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro. Bagi sebagian besar produsen, lanjutnya, memproduksi 125 ribu uni per bulan merupakan jumlah yang sangat besar. Namun, jumlah permintaan di Tanah Air dikatakan jauh lebih besar.
Adapun, jumlah permintaan terhadap produk Xiaomi di Indonesia dikatakan lebih tinggi dari stok yang disediakan perusahaan. Alvin mengungkapkan, dalam watu satu bulan perusahaan telah mengapalkan 125.000 unit Redmi Note 8 dan angka tersebut masih belum mencukupi permintaan.
Berdasarkan laporan pangsa pasar ponsel pintar kuartal III International Data Corporation (IDC) Indonesia, Xiaomi merupakan 5 besar vendor dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Adapun, Xiaomi duduk di peringkat kelima dengan menguasai 12,6% pangsa pasar Tanah Air. dibawah Oppo, Vivo, Samsung, dan Realme.
Perusahaan juga memperkirakan penjualan produk-produk Xiaomi di Indonesia bakal mengalami pertumbuhan ketika peredaran ponsel ilegal di Tanah Air menyusut akibat penerapan aturan pengendalian nomor IMEI berlaku.
Di samping itu, Xiaomi berencana memperbanyak saluran penjualan luringnya di Indonesia.
Alvin mengatakan langkah tersebut diambil oleh perusahaan karena jalur penjualan offline melalui toko fisik Mi Store di Indonesia jumlahnya dianggap belum maksimal.
"Saat ini, Xiaomi memiliki 51 Mi Store. Dengan bertambahnya tim offline pada tahun depan, Xiaomi akan membangun lebih banyak Mi Authorized Store yang menawarkan kualitas pelayanan terbaik. tim Xiaomi Indonesia harus terus menerus menjelaskan ke pengguna sekaligus meningkatkan angka produksi di mitra manufaktur," ujarnya.