Indonesia Berpeluang Lahirkan Dekakorn Baru

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 13 November 2019 | 18:11 WIB
Ilustrasi pergerakan nilai forex/The Startup Magazine
Ilustrasi pergerakan nilai forex/The Startup Magazine
Bagikan

Bisnis.com, BADUNG - Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amsevindo), Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa peluang Indonesia untuk memiliki tiga dekakorn sangat besar.

Menurutnya, pertumbuhan pasar di Indonesia masih sangat besar ditambah dengan bonus demografi yang mendorong terjadinya adopsi budaya baru.

Di samping itu, berdasarkan data Google, Temasek dan Bain, diperkirakan pertumbuhan di sektor internet Indonesia sangat pesat dari USD$40miliar saat ini menjadi USD$133miliar pada 2025.

Dengan pertumbuhan tersebut, kata Edward, perusahaan rintisan seperti Tokopedia, berpeluang menjadi dekakorn.

Hanya saja, sambungnya, perlu dilihat juga mengenai pandangan investor terhadap wacana Tokopedia untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offerings (IPO).

“Apakah investor bursa bisa menghargai nilai tersebut? Selama masih private tentu bisa-bisa saja,” kata Edward kepada Bisnis.com Rabu (13/11/2019).

Edward juga berpendapat dalam menciptakan dekakorn perlu dilihat juga mengenai dukungan jumlah individu yang potensial membeli produk atau market size, untuk mengetahui peluang.  

Dia mengatakan selain sektor finansial teknologi, sektor edukasi teknologi seharusnya cukup menjanjikan untuk menjadi dekakorn, sebab memiliki pasar yang besar.

“[Edutech potensial] karena populasi Indonesia yang besar dan subscription model mulai populer,” kata Edward.  

Terkait dengan penerapan regulasi longgar dalam mendorong industri perusahaan rintisan dan penciptaan dekakorn, menurutnya, regulasi longgar tidak dapat diterapkan di semua sektor.

Dia mengatakan untuk sektor finansial teknologi, akan sulit karena menyangkut manajemen risiko yang memang harus di atur.

“Sedangkan untuk sektor lainnya tergantung kasus per kasus. Secara prinsip konsep Sandbox  biasanya cukup baik untuk pembelajaran kedua belah pihak baik player maupun regulator,” kata Edward.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper