Ini Fokus Bisnis Dell dalam 5 Tahun ke Depan

Rahmad Fauzan
Senin, 11 November 2019 | 15:09 WIB
Logo Dell/telegraph.co.uk
Logo Dell/telegraph.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Model bisnis penggunaan jasa manufaktur original equipmentmanufacturer (OEM) di sektor industri teknologi diperkirakan bakal berkembang pesat dalam 3 sampai dengan 5 tahun mendatang.

OEM merupakan perusahaan produsen yang menjual produknya kepada suatu perusahaan yang kemudian menjual kembali produk tersebut dengan menggunakan merek sendiri.

Laporan terbaru yang dilakukan oleh Dell Technologies dan Intel berjudul The Age of the OEM mengungkapkan sebanyak 75% perusahaan yang disurvei secara global berencana meningkatkan kemitraannya dengan manufaktur OEM, sedangkan 25% lainnya telah menempatkan rencana tersebut sebagai langkah antisipatif

Menurut Vice President and General Manager ORM | Embedded Technologies in Asia Pasific & Japan (APJ) Ravi Bharadwaj, hal tersebut terjadi karena kehadiran perusahaan OEM dinilai dapat memberikan waktu lebih banyak bagi perusahaan mitra dalam memasarkan produk serta layanan.

"Tidak hanya itu, tetapi juga mengakselerasi kecepatan berinovasi suatu perusahaan dalam hal menerjemahkan ide menjadi nilai," ujarnya kepada Bisnis.com dalam sesi wawancara khusus di Jakarta belum lama ini.

Setidaknya, terdapat dua alasan utama bagi perusahaan teknologi untuk bermitra dengan manufaktur OEM; pertama, manufaktur OEM memiliki kemampuan yang dibutuhkan perusahaan lain dalam membangun produk, perangkat atau komponen, terutama karena perusahaan OEM mampu memproduksi produk secara massal dan teratur.

Kedua, manufaktur OEM dapat membangun komponoen atau perangkat dengan biaya yang lebih rendah.

Bharadwaj mengatakan meningkatnya perhatian perusahaan secara global terhadap skema bisnis OEM disebabkan kemitraan dengan perusahaan OEM dianggap dapat membantu meningkatkan nilai bisnis, baik bagi perusahaan maupun kostumer.

Di Tanah Air, model bisnis kemitraan OEM juga memiliki potensi besar untuk berkembang pesat. Menurut Bharadwaj, terdapat dua yang menjadi indikator besarnya potensi skema bisnis tersebut di Indonesia; pertama, penterasi kemitraan OEM di Indonesia yang sangat rendah.

"Peneterasi OEM di Indonesia masih single digit. Oleh karena itu, peluangnya masih sangat besar," ujarnya.

Kedua, kontribusi ekonomi Indonesia terhadap perekonomian di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APAC). Tahun ini, ujarnya, Indonesia berkontribusi sebesar sebesar 9% bagi perekonomian di kawasan APAC.

Chief Technology Officer of Dell Techologies OEM | Embedded & Edge Solutions Alan Brumley menambahkan skema kemitraan OEM penting bagi perusahaan dalam mengakselerasi proses transformasi terhadap beberapa sektor, seperti keamanan, teknologi informasi, digital, dan tenaga kerja.

Selain itu, sebanyak 42% perusahaan secara global mengatakan skema tersebut membantu meningkatkan penjualan dan pendapatan, memperbaiki pengalaman pelanggan (37%), memberikan keuntungan lebih dalam berkompetisi (37%), dan menurunkan biaya operasional (28%).

Adapun, teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan AR/VR yang dipastikan akan menjadi produk komoditas yang matang dalam beberapa waktu ke depan, serta makin pesatnya perkembangan dan kompleksitas teknologi baru membuat perusahaan mau tidak mau harus membangun ekosistem yang kolaboratif.

Laporan berjudul Futurum Research mengestimasikan sebanyak 50% bisnis akan kehilangan eksistensinya karena kemunculan teknologi-teknologi baru dan evolusi konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper