Tunda Implementasi 5G, Akankah Indonesia Jadi Negara 'Tertinggal'?

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 30 Oktober 2019 | 12:28 WIB
Pemerintah China diperkirakan mengeluarkan lisensi 5G untuk sejumlah operator telekomunikasi pada semester kedua 2019./Istimewa
Pemerintah China diperkirakan mengeluarkan lisensi 5G untuk sejumlah operator telekomunikasi pada semester kedua 2019./Istimewa
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika memberi sinyal bahwa 5G baru akan datang di Indonesia ketika pembangunan 4G dan generasi di bawahnya telah merata secara nasional. 
Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah mengatakan dengan syarat pemerataan 4G terlebih dahulu sebelum menggelar 5G, dipastikan Indonesia akan tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam mengimplementasikan 5G.
Meski demikian, kata Danny, 3 Indonesia akan mengikuti semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.  
“Apakah Indonesia siap menjadi negara yang tertinggal dibandingkan dengan negara besar lain di dunia, di saat semua negara sudah siap menggunakan 5G,” kata Danny kepada Bisnis.com, Selasa (29/10/2019). 
Danny berpendapat bahwa investasi teknologi 5G dengan 4G dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut telah diimplementasikan operator pada teknologi sebelum 5G.
Selain itu, dia menuturkan bahwa Kemenkominfo juga perlu memperhitungkan posisi sejumlah industri yang sudah ingin menerapkan 5G untuk mendukung bisnis industri tersebut.
 “Mungkin saja [investasi bersamaa] 2G, 3G dan 4G saja investasinya saja jalan bersamaan, seharusnya tidak ada masalah. Secara teknis tidak ada masalah. Di semua negara juga seperti itu,” kata Danny.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan O. Baasir mengatakan bahwa Kemenkominfo perlu melihat secara menyeluruh mengenai dampak keterlambatan implementasi 5G.
Dia mengatakan keterlambatan implemtentasi tidak hanya berdampak pada industri telekomunikasi namun juga beberapa sektor lainnya seperti Pariwisata.
“Dampaknya banyak, Pariwisata mungkin kena, even internasional juga, ongkosnya itu lebih besar dibandingkan dengan sesuatu yang harus ditunda,” kata Marwan.
Dia berharap agar datangnya teknologi 5G ini justru dipercepat sehingga secara persaingan Indonesia dengan global tidak tertinggal.   
Marwan juga mempertanyakan mengenai konsep pemerataan dan kesataraan secara nasional sebelum menggelar 5G. Menurutnya, saat 4G digelar, cakupan 3G saat itu hanya 80% dari populasi. 
“Jadi kesetaraan dan pemerataan maksudnya apa? Menunggu 95%? Atau sebenarnya frekuensi untuk 5G belum ready untuk enabler jadi butuh waktu lagi,” kata Marwan. 
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatikan Johnny G. Plate memperkirakan bahwa generasi ke 5 atau 5G tidak akan hadir ke Indonesia dalam waktu dekat.
Dia mengatakan teknologi terbaru itu baru akan masuk ke Indonesia saat operator seluler telah membangun jaringan 2G, 3G, dan 4G secara nasional dan merata.
 “Apakah ada semangat ke 5G? Iya setelah kita selesaikan dulu PR kita soal kesetaraan dan kesamaan secara nasional bisa kita capai,” kata Johnny.  

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper