1. Menperin Optimis Lahir 2 Unicorn Baru dari Indonesia Hingga 2024
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimis akan ada 2 perusahaan unicorn baru yang lahir dari Indonesia hingga lima tahun ke depan.
Optimisme Airlangga muncul karena dirinya melihat ada lebih dari 60 juta warga Indonesia yang menggunakan smartphone. Menurutnya, jumlah pengguna gawai yang banyak ini merupakan keunggulan Indonesia.
Baca selengkapnya di sini.
2. Indonesia Pimpin Ekonomi Digital di Asia Tenggara
Google, Temasek, dan Bain&Company menyebutkan dalam laporan e-Conomy SEA bahwa tren pertumbuhan perekonomian digital Indonesia menjadi yang terdepan di Asia Tenggara.
Laporan e-Conomy SEA yang berjudul Swipe Up and To the Right: Southeast Asia's $100 Billion Internet Economy menyebutkan bahwa nilai barang dagangan bruto (gross merchandize value/GMV) ekonomi digital Indonesia kini mendekati $40 miliar dan berpotensi mencapai $133 miliar pada 2025, melampaui prediksi tahun lalu sebesar lebih dari 30%.
Baca selengkapnya di sini.
3. Lapan dan BPPT Kembangkan Roket untuk Modifikasi Cuaca
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah melakukan penelitian untuk membuat roket yang bisa dipakai guna keperluan modifikasi cuaca.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa jika roket untuk modifikasi cuaca itu bisa terlaksana, maka prosedur modifikasi cuaca bisa lebih sederhana. Kekurangannya, dari segi kemampuan cakupan tidak seluas apabila menggunakan pesawat terbang.
Baca selengkapnya di sini.
4. Terdampak Proyek Pelebaran Trotoar DKI, Pengusaha Tiang Tumpu Merugi
Perusahaan penyedia tiang tumpu dan pengguna tiang tumpu terdampak oleh pemotongan kabel yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Para operator menyayangkan Pemprov DKI tidak menyediakan tempat relokasi kabel sehingga perusahaan mengeluarkan biaya tambahan untuk menancapkan batang tiang di tempat baru ataupun menaruh kabel di bawah.
Baca selengkapnya di sini.
5. Berikut Daftar Ponsel yang Terdampak Serangan Siber Zero Day
Google mengungkapkan bahwa mereka menemukan bukti kerentanan OS Android yang belum ditambal dan telah digunakan dalam serangan siber yang disebut "zero-day".
Kerentanan berada dalam kode kernel sistem operasi Android dan dapat digunakan untuk membantu penyerang mendapatkan akses root ke perangkat, mengutip ZDnet, Senin (7/10/2019).
Baca selengkapnya di sini.