Menperin Optimis Lahir 2 Unicorn Baru dari Indonesia Hingga 2024

Lalu Rahadian
Sabtu, 5 Oktober 2019 | 19:09 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme kehadiran unicorn baru/Istimewa
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme kehadiran unicorn baru/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimis akan ada 2 perusahaan unicorn baru yang lahir dari Indonesia hingga lima tahun ke depan.

Optimisme Airlangga muncul karena dirinya melihat ada lebih dari 60 juta warga Indonesia yang menggunakan smartphone. Menurutnya, jumlah pengguna gawai yang banyak ini merupakan keunggulan Indonesia.
 
“Indonesia memiliki lebih dari 60 juta masyarakat yang memiliki smartphone. Dengan resources ini, tidaklah heran kalau dalam waktu cepat Indonesia sudah punya empat unicorn, dan menjadi terbanyak di ASEAN. Kami optimistis sampai dengan 2024 akan lahir dua unicorn lagi di Indonesia,” katanya ketika menghadiri acara Millenial Fest Industry 4.0 di Medan, Sumut, Sabtu (5/10).
 
Menurut Airlangga, melalui penerapan ekonomi digital akan ada peningkatan pada pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen. Tak hanya itu, penyerapan tenaga kerja lebih dari 10 juta orang, dan kontribusi industri manufaktur sebesar 25 persen terhadap PDB nasional juga akan tercipta.

Hal ini sesuai dengan target yang terdapat dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Karena itu, dipilih pula sektor-sektor andalan yang mampu memberikan dampak besar dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia.

“Telah dipilih lima sektor yang menjadi prioritas, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik serta kimia-biokimia,” ujarnya.
 
Menurut Airlangga, dalam peta jalan implementasi Industri 4.0 tersebut, telah dipersiapkan berbagai inisiatif strategis untuk masing masing sektor prioritas. Penunjukkan pabrik percontohan bagi penerapan industri 4.0 yang sudah menggunakan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) juga sudah dilakukan di  Schneider, Batam dan Petrosea di Tangerang, Banten.
 
Airlangga mengungkapkan berdasarkan studi Mckinsey didorongnya ekonomi digital, Indonesia akan membutuhkan 17 juta tenaga kerja yang melek digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjang. Hal ini bisa mendorong tambahan ekonomi sebesar USD150 miliar kepada ekonomi nasional.
 
“Inilah yang didorong agar kesempatan sebesar USD150 miliar dalam bentuk ekonomi digital itu dimanfaatkan oleh tenaga kerja dan masyarakat Indonesia. Bisnis ini ada di Indonesia tergantung bagaimana kita memanfaatkannya,” tuturnya.
 
Kemenperin juga disebutnya akan mendorong startup atau perusahaan rintisan agar mereka mampu mengembangkan Industri Kecil Menengah (IKM) di Tanah Air.
 
Merujuk pada laporan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), dalam Mapping & Database Startup Indonesia 2018, bahwa jumlah startup di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 992 perusahaan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper