Bisnis.com, JAKARTA — Dalam sepekan, dua operator seluler Indonesia, XL Axiata dan Smartfren, telah melakukan uji coba 5G dengan frekuensi yang sama yaitu 28 GHz. Bedanya apa?
PT Smartfren Telecom Tbk beserta ZTE, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar uji coba 5G di pabrik pembuatan minyak goreng di Marunda, Jakarta Utara.
Uji coba dilakukan dengan memasang kamera 360 atau kamera panoramic, yang terkoneksi dengan jaringan 5G ke perangkat virtual reality (VR) di jalur logistik pengiriman barang PT. Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (PT. SMART, Tbk.)
Baca Juga Melihat Persebaran BTS di Kalimantan |
---|
Dari pemantauan di kamera tersebut simulasikan telah ditemukan adanya masalah pada satu titik, kemudian drone diterbangkan secara perlahan menuju titik tersebut untuk melihat permasalahan di sana.
Dari uji coba 5G, Smartfren mencoba memperlihatkan solusi 5G untuk menghadapi masalah di pabrik ketika terdapat masalah di daerah steril atau daerah orang dilarang berada di area tersebut.
Kemudian, poin lain yang dipamerkan dalam uji coba tersebut adalah perhitungan throughput 5G yang mencapai 8,7 Gbps, Kecepatan tersebut diandalkan untuk menerbangkan drone dan transfer data video.
VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo mengatakan perseroan sengaja tidak menjalankan drone dengan cepat karena ingin menikmati dan menunjukan proses penerbangan drone.
Dia juga mengatakan bahwa penerbangan drone tidak ada hubungannya dengan latensi.
“Ini tidak ada hubungannya dengan latensi karena memang dronenya kami minta diterbangkan pelan-pelan,” kata Munir, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, XL Axiata memperlihatkan implementasi 5G untuk berkomunikasi dengan teknologi hologram. Uji coba dilakukan di kantor XL Axiata di Kuningan, Jakarta Selatan.
Kecepatan tinggi dari 5G dimanfaatkan untuk menghadirkan gambar yang lancar dan tidak terputus-putus. Adapun kecepatan yang dihasilkan mencapai 1,5 Gbps atau lebih rendah dibandingkan dengan uji coba yang dilakukan Smartfren beberapa waktu lalu.
XL Axiata mengganden vendor Ericcson dalam uji coba. Direktur Jaringan XL Axiata Yessie D Yosetya menjadi model percobaan dalam penerapan komunikasi hologram.
Yessie menuturkan komunikasi melalui media hologram hanya dapat terjadi jika terdapat bandwidth yang lebar dan besar serta latensi yang kecil.
"Uji coba kali ini kami fokus pada latensi. Maka dari itu, kami lakukan dengan media hologram," ujar Yessie.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang hadir dalam acara tersebut mengatakan teknologi hologram memiliki keunggulan gambar yang utuh dan atraktif.
Teknologi ini memiliki peluang bisnis untuk digunakan saat kampanye di Pemilihan Presiden 2024 nanti.
Dia mengatakan gambar utuh membuat kehadiran calon presiden di suatu tempat menjadi lebih nyata, sehingga para simpatisan yang datang untuk melihat orasi calon presiden dapat melihat calon yang dia dukung seakan-akan berada di tempat tersebut.
"Hologram akan menjadi bisnis saat kampanye 2024. 'Killer application' capres 2024," kata Rudiantara.
Rudiantara menambahkan teknologi hologram yang masih asing di sejumlah tempat, akan membuat interaksi antara calon presiden dengan masyarakat makin menarik.