Model Sarah Murray Cemas Vogue Cs Makin Gencar Pakai AI untuk Iklan

Redaksi
Senin, 4 Agustus 2025 | 20:46 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan/doc.Microsoft
Ilustrasi kecerdasan buatan/doc.Microsoft
Bagikan
Ringkasan Berita
  • Model Sarah Murray mengkhawatirkan penggunaan model AI oleh merek fashion, yang dianggap menciptakan standar kesempurnaan digital baru yang sulit disaingi oleh model manusia.
  • Model e-commerce, yang menjadi sumber penghasilan utama banyak model, terancam oleh otomatisasi karena model AI lebih murah dan mudah digunakan oleh merek fashion.
  • Penggunaan model AI dianggap lebih efisien dan ekonomis bagi merek fashion dalam memenuhi kebutuhan konten yang terus meningkat di media sosial dan e-commerce.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu model komersial, Sarah Murray, mengaku khawatir melihat merek-merek fashion yang semakin gencar dalam penggunaan model buatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Hal itu dia ungkapkan sejak 2023, saat pertama kalinya melihat model buatan AI berupa seorang wanita muda mengenakan gaun denim Levi’s.

“Dunia model sebagai profesi sudah cukup menantang tanpa harus bersaing dengan standar kesempurnaan digital baru yang dapat dicapai dengan AI,” kata Murray, dilansir TechCrunch (04/8/25).

Dia mengatakan 2 tahun kemudian sejak kejadian itu, kekhawatiran terus meningkat. Merek-merek terus bereksperimen dengan model yang dihasilkan AI, salah satunya datang dari edisi cetak Vogue Juli yang menampilkan iklan Guess dengan model AI.

Itu menjadi kontroversi di kalangan masyarakat, mengingat Vogue adalah majalah yang jadi acuan insan fashion dalam menentukan apa yang dapat dan tidak dapat diterima di industri.

Model AI itu pun dirasa lebih pantas bila ditampilkan dalam editorial, bukan konten iklan, tetapi Vogue mengklaim hal tersebut memenuhi standar periklanannya.

Model E-Commerce Terancam

Model dan pendiri organisasi WAYE yang menulis tentang model CGI untuk Vogue, Sinead Bovell mengatakan, model e-commerce adalah pihak yang paling terancam oleh otomatisasi.

Model e-commerce adalah mereka yang berpose untuk iklan atau memajang pakaian dan aksesori untuk pembeli online. Tampilan mereka lebih “realistis dan mudah dipahami” ketimbang model kelas atas yang penampilannya mencolok.

“E-Commerce adalah sumber penghasilan utama sebagian besar model, yang meski belum tentu menjanjikan ketenaran atau prestise, tetapi tetap dapat menjamin keamanan finansial,” kata Bovell.

Di sisi lain, teknisi seni yang pernah bekerja dengan merek-merek fashion ternama, Paul Mouginot mengatakan bahwa bekerja dengan model manusia itu mahal, terutama bila harus memotret mereka dengan beragam pakaian, sepatu, dan aksesori.

“AI kini memungkinkan kita memakaikan produk pada model virtual, bahkan juga dapat memposisikan model tersebut dalam pengaturan yang koheren dan menghasilkan gambar seperti editorial model asli,” ujar Mouginot, dilansir TechCrunch (04/08/25).

Lebih Mudah dan Murah Menggunakan Model AI

Penulis mode sekaligus biografi Gwyneth Paltrow, Amy Odell mengatakan, di masa kini akan jauh lebih murah bagi merek fashion untuk menggunakan model AI.

Itu disebabkan oleh kebutuhan konten yang banyak dan terus bertambah, sehingga dengan model AI, mereka dapat menghemat biaya iklan cetak atau bahkan feed TikTok mereka. Pendiri perusahaan periklanan Silverside AI, PJ Pereira juga menjelaskan, penggunaan model AI itu bergantung pada skala.

Setiap percakapan Silverside AI dengan merek-merek fashion selalu berpusat pada fakta, seluruh sistem pemasaran yang setiap merek hanya memproduksi empat konten besar per tahun.

Media sosial dan e-commerce jadi faktor pemicu perubahan di masa kini, yang membuat merek butuh sekitar 400 hingga 400.000 konten yang pasti juga membutuhkan biaya yang besar. Menurut Pereira, peningkatan skala ini tidak akan cukup ditangani hanya dengan penyesuaian proses.

“Anda butuh sistem baru, tapi sayangnya orang-orang marah dan berasumsi hal ini hanya tentang meraup keuntungan dari para artis dan model, padahal bukan itu yang saya lihat,” jelas founder Silverside AI tersebut. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami