Bisnis.com, JAKARTA — Division Director PT Datascript Mary T. Oetomo mengatakan nilai tukar rupiah tidak memberikan pengaruh terhadap penjualan PC di Indonesia karena rupiah sebagai basis harga untuk pembelian produk komputer sudah berlangsung sejak 10 tahun silam.
"Pada saat melakukan transfer place order, perusahaan principle akan memberitahukan pihak distributor mengenai nilai kurs mata uang sebelum kemudian menerima pembayaran. Jadi, tidak ada masalah," tuturnya kepada Bisnis.com belum lama ini.
Meski demikian, tekanan terhadap penjualan produk PC PT Datascrip di semesteri lalu terjadi karena faktor-faktor lain, seperti kondisi politik dan puasa. Mary mengatakan angka penjualan PC di PT Datascrip pada semester I/2019 turun 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kemarin itu semuanya wait and see. Jadi, seperti ketahan aja, konsumen melihat prioritas produk yang harus dibeli, karena situasi dan kondisi yang masih tanda tanya," lanjutnya.
Namun, terkait dengan prediksi bahwa angka penjualan pada semester II/2019 bakal mengalami kenaikan, PT Datascrip berencana tetap mengimpor produk-produk terbaru sebagai upaya perusahaan dalam menghadirkan pilihan-pilihan produk yang lebih variatif bagi konsumen.
Adapun, pada semester I/2019, sebesar 70% dari total pendapatan perusahaan dikontribusikan oleh penjualan produk kamera dan IT, dengan porsi masing-masing sebanyak 35%—35%.
Dari segi merek, volume unit yang terjual didominasi oleh Canon dan Asus, di mana keduanya memang secara khusus menargetkan segmen konsumer.
Selain itu, kontribusi paling besar terhadap penjualan produk IT PT Datascrip diperoleh dari penjualan melalui jalur traditional market.
Dibandingkan dengan jalur penjualan lain, seperti jalur daring, korporat, dan pemerintah, jalur tradisional yang didistribusikan dari Sabang sampai Merauke, memberikan kontribusi sebesar 60% untuk penjualan produk IT perusahaan.
Sementara itu, produsen laptop asal Taiwan, Asus, akan fokus untuk menghadirkan laptop segmen gaming dan premium ultrabook pada semester II/2019.
Head of Public Relations and e-Marketing Asus, Muhammad Firman mengatakan, strategi tersebut diambil perusahaan karena dua hal; pertama, kebutuhan pengguna yang dinilai sudah makin spesifik; kedua, pertumbuhan di segmen gaming dan premium ultrabook lebih signifikan dibandingkan dengan segmen pengguna mainstream.
"Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan laptop terbaru untuk segmen tersebut di semester II/2019. Ini sudah kami lakukan di awal semester 2019 dengan berbagai macam varian notebook gaming dan akan kami lanjutkan dengan notebook premium seri ZenBook di pertengahan semester kedua 2019," tuturnya kepada Bisnis.com.