Pakai Data Science, Kredivo Tekan Risiko Pelanggan Gagal Bayar

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 22 Juli 2019 | 09:21 WIB
CEO dan pendiri FinAccel, perusahaan tekfin penyedia kartu kredit digital Kredivo, Akhsay Garg/Agne Yasa
CEO dan pendiri FinAccel, perusahaan tekfin penyedia kartu kredit digital Kredivo, Akhsay Garg/Agne Yasa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Data Science membantu Kredivo, sebuah layanan kartu kredit virtual milik PT Finaccel Teknologi Indonesia, dari hulu hingga hilir proses pemberian kredit.

Alie Tan, Co-Founder dan CTO Kredivo mengatakan bahwa data science membantu dalam menganilisis debitur revolver, yaitu debitur yang belum membayar kredit namun akan membayar kemudian, dan debitur yang benar-benar tidak akan membayar.

Sehingga dari data yang diperoleh tersebut Kredivo dapat menentukan metode kolektor atau penagihan.

Data science memengaruhi sekali untuk skalabilitas, dari awal pengguna daftar itu sudah di data, sehingga dengan data-data yang banyak tersebut kami bisa tahu kredibilitas pengguna,” kata Alie kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.    

Alie mengatakan bagi perseroan peran data science sangat membantu dalam menentukan nilai kemampuan kredit pengguna sehingga pemberian kredit diberikan secara tepat sasaran.

Alhasil, Alie mengklaim saat rasio Non Performing Loan (NPL) atau jumlah gagal bayar pinjaman kredit di Kredivo saat ini bersaing dengan perusahaan pemberi kredit lainnya.

Hanya saja, Alie tidak memberitahukan secara rinci seberapa efektif sistem ini dalam menekan NPL.

Alie berpendapat bahwa NPL bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur keefektifan sistem data science. Menurutnya untuk mengetahui efektifitas penerapan data science dapat dilihat juga dari seberapa sering pengguna melakukan transaksi kembali dan rating Kredivo di toko aplikasi.

Tidak hanya itu, Kredivo juga tertutup mengenai jumlah pengguna mereka saat ini, termasuk trafik data. Alie berpendapat dalam sebuah perusahaan pemberian kredit, jumlah pengguna tidak terlalu penting karena perusahaan pemberi kredit harus memastikan bahwa kredit disalurkan tepat sasaran, bukan mengejar kuantitas penerima kredit atau debitur.

Alie hanya memberitahu bahwa secara sistem Kredivo bisa menampung hingga 100 juta debitur, meskipun hal tersebut tidak mungkin.

“Bisa saja kami menyetujui [kredit] semua orang, karena kalau kami setujui semua, kami bisa bangkrut. Kami tidak hanya fokus pada pengguna, namun juga jumlah transaksi agar mereka yang telah transaksi mau transaksi lagi,” kata Alie.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper