Bisnis.com, JAKARTA - Uber menyatakan bahwa perusahaannya selalu patuh dalam setiap pelaporan pajak, baik kepada otoritas pajak negara bagian maupun asing.
Saat ini, US Internal Revenue Service (IRS) sedang melihat pajak Uber Technologies Inc untuk 2013 dan 2014. Namun, perusahaan berharap agar otoritas memberikan tax benefit yang sebelumnya tidak dapat diakui sekitar US$141 juta.
Meski tak ada penjelasan lanjutan terkait dengan pemeriksaan kembali laporan pajak tersebut, tetapi Uber menyampaikan perusahaan selalu patuh dalam setiap pelaporan pajaknya, baik kepada otoritas pajak negara bagian maupun asing.
Berdasarkan berita dari laman Reuters, Selasa (4/6/2019), saham Uber ditutup naik 2% pada hari Senin (3/6), dan turun 1% dalam perdagangan premarket hari ini.
Uber adalah yang terbesar dari kelompok startup Silicon Valley yang go public tahun ini dengan latar belakang aksi jual pasar saham global yang dipicu oleh ketegangan perdagangan baru antara Amerika Serikat dan Cina.
Dalam laporan triwulanan pertamanya sebagai perusahaan publik pekan lalu, Uber melaporkan kerugian US$1 miliar karena menghabiskan banyak uang untuk membangun bisnis pengiriman dan pengangkutan makanannya.