Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan omzet dan transaksi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang makanan terjadi pasca mereka menjadi mitra layanan Go-Food.
Tercatat peningkatan itu dialami lebih dari separuh pelaku UMKM yang bermitra dengan layanan Go-Food.
Fakta itu terlihat dari hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada November 2018-Januari 2019. Survei yang melibatkan 6.732 responden itu mengungkap dominasi layanan Go-Food dalam layanan pesan antar makanan daring.
Dari 1.000 responden yang berstatus mitra Go-Food, 55 persen diantaranya mengaku mengalami peningkatan klasifikasi omzet pasca menjalin kerjasama dengan Go-Food.
Kemudian, 85 persen mitra Go-Food memilih menggunakan hasil penjualannya untuk modal usaha.
“Sebesar 98 persen responden UMKM merasa Go-Food memberlakukan mereka secara setara dan diuntungkan,” kata Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/4/2019).
Menurut Paksi, peningkatan klasifikasi omzet menunjukkan bahwa UMKM yang bergabung dengan Go-Food mengalami perluasan pasar.
Kenaikan kelas pelaku UMKM terkait juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding sebelumnya.
Survei yang sama juga menunjukkan bahwa mayoritas responden UMKM menilai Go-Food lebih dipercaya dibandingkan layanan lain yang serupa.
Ada 87 persen responden yang menilai Go-Food lebih aman dan 90 persen mengaku bergabung dengan Go-Food karena layanan itu lebih dulu ada di Indonesia.
“Penilaian positif dalam prospek bisnis jangka panjang menyuratkan kepercayaan UMKM kepada platform teknologi seperti Gojek yang membawa dampak positif berkelanjutan kepada bisnis mereka di tengah perubahan perilaku konsumen terutama di segmen generasi millenial dan generasi Z,” katanya.
Paksi menyebut, brand awareness Go-Food yang telah terbangun dengan baik di mata pelanggan juga merupakan keunggulan. Hal itu membuat pelaku UMKM semakin yakin usaha mereka bisa berkembang dengan menjadi mitra Go-Food.
Kemudian, 92 persen responden UMKM menyatakan mau menjadi mitra Go-Food karena layanan aplikasi manajemen merchant dari layanan itu memberikan kemudahan. Jumlah yang sama juga mengaku mau menjadi mitra lantaran kemudahan teknologi non-tunai Go-Pay.
Terakhir, ada 87 persen responden UMKM mengaku bergabung dengan Go-Food karena teknologi keamanan yang canggih, khususnya dengan menjamin keamanan transaksi dengan PIN antara mitra restoran dan pengemudi.
Temuan ini mengindikasikan teknologi manajemen merchant menjadi kunci mengakselerasi pertumbuhan dan daya saing UMKM di era digital.
"Dalam menumbuhkan bisnis UMKM tidak cukup hanya membantu mereka memperluas pasar, tetapi juga harus membangun ekosistem untuk perkembangan UMKM,” tuturnya.