Operator Seluler Masih Kaji Prospek Ring Tengah

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 18 April 2019 | 05:33 WIB
Ilustrasi/Reuters-Alessandro Bianchi
Ilustrasi/Reuters-Alessandro Bianchi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) merilis harga sewa Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL)  Palapa Ring Tengah.

Bakti membagi SKKL Palapa Ring Tengah menjadi enam proyek. Adapun mengenai tarif sewa,  tidak berbeda dengan SKKL ring barat. Harga sewa serat optik pasif di darat dan di laut dibandrol dengan harga Rp12 juta per Km/tahun dan Rp36 juta per Km/tahun.    

Bakti mematok tarif sewa yang berbeda-beda terhadap enam proyek SKKL ring tengah. Tarif berdasarkan panjang kabel yang digelar. Meski demikian, jika operator berencana menggunakan keenam proyek sekaligus, Bakti memasang tarif sewa mulai dari Rp90,4 juta sampai Rp289 juta per bulan.

Menanggapi hal tersebut, PT XL Axiata Tbk. mengungkapkan pihak sedang membangun komunikasi dengan pihak Bakti untuk pemanfaatan SKKL Palapa Ring Tengah. Perseroan tertarik memanfaatkan SKKL yang memiliki sepanjang memiliki panjang 2,995 km.

“Kami berminat untuk memanfaatkan palapa ring tengah, seperti juga halnya dengan palapa ring barat dan palapa ring timur. Saat ini kami sedang melakukan assessment terkait lokasinya,” kata Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih kepada Bisnis, Selasa (17/4/2019).

Sementara itu, Turina Farouk, Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) mengatakan pihaknya belum memutuskan mengenai pemanfaatan SKKL Palapa Ring Tengah.

“Indosat Ooredoo masih terus mengkaji penggunaan paket Palapa Ring Tengah dengan kebutuhan perusahaan untuk menunjang pengembangan jaringan 4G ke depan. Kami masih terus mengkaji kebutuhan per kota untuk beberapa tahun ke depan,” kata Turina.

Pada waktu yang berbeda, Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk. Djoko Tata Ibrahim mengatakan pihaknya belum berencana memanfaatkan SKKL ring tengah. Smartfren masih akan menggunakan jaringan yang ada untuk menjangkau daerah luar jawa. 

“Sementara kami masih memakai backbone konvensional yang ada. Namun dalam perencanaan perluasan di area Sulawesi dan Kalimantan mungkin saja kami akan menyewa sesuai kebutuhan,” kata Djoko. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper