Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Prosa menyediakan layanan chat bot yang bernama Chatbot Anti Hoaks dalam rangka memerangi hoaks yang beredar.
Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu mengatakan Chatbot Anti Hoaks adalah peranti lunak berupa program untuk menjawab semua pertanyaan masyarakat terkait berita hoaks atau informasi yang diragukan kebenarannya.
Ferdinandus melihat peredaran berita hoaks dan ujaran kebencian terus meningkat menjelang 17 April 2019, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Chatbot ini untuk memudahkan masyarakat dalam memilah berita dan informasi.
“Chatbot Anti Hoaks terkoneksi dengan aplikasi pesan instan Telegram melalui akun @chatbotantihoaks,” kata Ferdinandus di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Dia menerangkan klarifikasi yang dilakukan oleh Chatbot Anti Hoaks berasal dari basis data mesin AIS Kemkominfo. Selain melalui aplikasi Telegram, sambungnya, saat ini Kemenkominfo juga sedang mengembangkan di aplikasi WhatsApp dan LINE.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A. Pangarepan mengatakan layanan Chatbot Anti Hoaks merupakan salah satu cara yang dilakukan Kemenkominfo dalam memerangi hoaks.
Sebelumnya Kemenkominfo juga bekerja sama dengan WhatsApp melakukan pembatasan jumlah penerusan pesan dari sebelumnya sebanyak 20 kali menjadi 5 kali. “Upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengintensifkan penggunaan mesin AIS yang bekerja 24 jam dan 7 hari seminggu serta didukung oleh 100 anggota tim verifikator,” kata Semuel.