Bisnis.com, JAKARTA – Berawal dari thread di Twitter pada 20 Februari 2019, nama Muhammad Farras mencuat di jagat maya. Sosok warga asli Bantul itu menceritakan kisahnya membangun perusahaan rintisan di Korea Selatan.
Kisah Farras dan Korea Selatan ibarat jodoh yang sudah ditakdirkan tuhan. Pasca lulus dari SMA 2 Bantul, dia bermimpi bisa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sayangnya, dia tidak lolos lewat jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Tidak menyerah, dia melirik universitas negeri lainnya yakni, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawjiaya, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, sampai Universitas Padjadjaran.
Satu-satunya perguruan tinggi yang menerimanya adalah Universitas Sebelas Maret *UNS). Namun, dia merasa kurang sreg karena lingkungannya terlalu statis.
Farras merasa dia tidak bergerak bebas karena fasilitas dan koneksi yang terbatas. Alhasil, dia mencoba daftar beasiswa tanpa referensi alias mencari sendiri di internet.
Senin minggu depan gue akan wisuda S1 dari Korea University jurusan Teknik Sipil, Arsi, dan lingkungan
— Farras (@Zainajah2) February 20, 2019
Posisi gw saat ini adlah founder startup, based di Korea dan sudah Incorporated
5 taun lalu gw lulusan sma di jogja
Yg ditolak 6 universitas
Mashaalla
Setelah bolak-balik Yogyakarta – Solo untuk urus dokumen dan pelatihan selama 2 bulan, Farras diterima beasiswa penuh. Ada tiga universitas yang menerimanya yakni, Bogazici University (Turki), Petronas University (Malaysia), dan Kaist, Korea University, Hanyang University.
Farras lebih memilih Korea dengan jurusan gabungan sipil dengan arsitektur lingkungan di Korea University.
Alasannya, orang tua Farras menginginkan dia masuk ke jurus teknik tersebut. Sebenarnya, dia sangat ingin masuk jurusan bisnis, tetapi dia mencoba tahan keinginannya tersebut.
Namun, Farras tidak mampu menahan rasa penasarannya dengan dunia bisnis. Setelah tiga tahun, dia mulai cari cara untuk membuka bisnis.
Ketika memasuki semester 6, Farras mulai belajar tentang perusahaan rintisan dan mencari ide bisnis baru. Akhirnya, dia menemukan satu ide yang sesuai dengan passionnya yakni, bidang makanan.
Dia bertemu dengan salah satu seniornya yang tida disebutkan. Dia pun mengeksekusi idenya, rekannya itu menjadi CEO [chief executive officer], sedangkan Farras menjadi CCO [chief commercial officer].
Mereka pun mengikuti lomba citypreneur, yakni kompetisi perusahaan rintisan tingkat Asia Timur. Farras dan satu rekannya itu pun nekat mendaftar, tetapi mereka sadar bakal sulit lolos jika tidak punya mitra yang kuat.
Alhasil, mereka mencari mitra yang kuat dan menemukan sosok CEO Halal Guys Korea di Festival Makanan.
CEO Halal Guys itu pun tertarik dengan ide Farras dan satu rekannya tersebut. Setuju bergabung, kini Farras memiliki satu anggota tim dari profesional.
Hasilnya, Farras dkk masuk top 20 semifinalis dan satu dari 3 perusahaan rintisan termuda.
Sejak saat itu, Farras melakukan riset dari semester 6 sampai semester 8. Dia mengakui sempat mengalami down berkali-kali.
Apalagi, rekannya yang didapuk sebagai CEO mengundurkan diri dengan alasan ganti pekerjaan. Tantangan lainnya muncul dari keluarga, orang tua Farras tidak setuju dengan jalan karir yang dipilih anaknya.
Ortu gw dengan clear stated ga setuju dngan jalur karir gw
— Farras (@Zainajah2) February 20, 2019
Make sense karna gw jurusan sipil
Masuk startup
Bidangnya makanan lg
Neko neko..kata orang jawa mah
Namun, Farras tidak patah arang, dia tetap menjalankan perusahaan rintisannya tersebut. Perusahaan rintisannya pun mencatat beberapa milestone, Juli 2018 menjadi incorporated, Agustus 2018 menjadi juara pertama di Seoul Incubator, dan Oktober 2018 mendapatkan pendanaan US$90.000.
Adapun, perusahaan rintisan yang digarap oleh Farras dkk adalah DamoGo. Perusahaan rintisan itu memberikan layanan untuk para pebisnis menjual makanan kepada pembeli, tetapi makanan yang dijual adalah produk yang tidak laku dan hampi habis masa kadaluarsanya, tetapi masih layak dikonsumsi.
Alhasil, harga jual makanan itu pun lebih murah. Para penjual akan mendiskon harga makanan minimal 50% dari harga awal kepada pembeli yang terhubung dengan DamoGo.