Bisnis.com, JAKARTA - BlackBerry Limited (NYSE: BB; TSX: BB) mengungkap mayoritas orang di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada tidak memercayai perangkat Internet-connected yang mereka gunakan saat ini untuk menjaga keamanan data dan privasi mereka.
Temuan itu berdasarkan survei terbarunya mengenai sikap dan perilaku konsumen terhadap keamanan, kepercayaan, dan privasi, terutama dalam hal pembelian dan penggunaan perangkat cerdas yang terhubung dengan internet seperti mobil, drone, alatmonitor kesehatan, televisi, kamera keamanan, speaker canggih, dan jenis perangkat cerdas lainnya.
Survei yang diinisiasi oleh BlackBerry tersebut dilakukan sekitar sebulan yang lalu, menemukan fakta bahwa sekitar 80% responden tidak memercayai perangkat Internet-connected yang mereka gunakan saat ini untuk menjaga keamanan data dan privasi mereka.
Selain itu, ketika ditanya tentang pembelian di masa depan, para responden mengatakan bahwa mereka lebih cenderung untuk memilih produk atau jasa dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam hal menjaga keamanan data dan privasi, serta mendukungkonsep “Seal” atau “Stamp of Approval” untuk menunjukkan perangkat Internet-connectedmana saja yang telah memenuhi standar keamanan tertentu.
"Survei ini menunjukkan bahwa adanya peluang nyata bagi perusahaan-perusahaanuntuk melakukan diferensiasi produk denganmenyediakan layanan dengan tingkat keamanan dan privasi data yang lebih tinggi," kata Mark Wilson, Chief Marketing Officer di BlackBerry seperti dikutip dari siaran persnya.
“Sama halnya dengan meningkatnya permintaan terhadap makanan organik dan produk-produk yang berkelanjutan, kami meyakini bahwa pelanggan yang telah teredukasi – yang juga banyak menjadi korban serangan siber dan peretas – akan membantu mendorong sektor swasta dan publik untuklebih menyelaraskan standar keselamatan dan keamanan." Tambahnya.
Sementara itu, lebih dari separuh responden (58%) mengatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih untuk produk-produk internet-connected seperti speaker Alexa, produk keamanan rumah, wearables (aksesoris yang dilengkapi dengan teknologi), dan produk lainnya apabila data dan privasi mereka dapat terlindungi. Saat ditanya berapa jumlah biaya lebih yang rela mereka keluarkan, 10% responden menyatakan bahwa mereka bersedia membayar hingga 20% lebih tinggi, sedangkan sebagian besar responden lainnyahanya bersedia membayar lebih hingga 10% atau kurang dari angka tersebut.
Dalam hal sistem teknologi kendaraan yang terhubung ke Internet, sebagian besar responden juga menyatakan bahwa mereka rela membayar lebih apabila kendaraan mereka menggunakan perangkat lunak yang memiliki tingkat keselamatan dan keamanantertinggi.
Menurut Kelley Blue Book, perkiraan rata-rata harga transaksi untuk kendaraan berukuran kecil di Amerika Serikat mencapai $ 35.742 pada bulan September 2018. Apabila dikaitkan dengan hasil survey kami, terdapat23% responden yang mengatakan mereka bersedia mengeluarkan biaya tambahanhingga 5% (sebesar $1.700) apabila mobil yang mereka beli menggunakan perangkat lunak yang aman. Bahkan, 10% responden menyatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih hingga 20% (sekitar $ 7.000).
Saat ditanya mengenai teknologi asisten suara mana yang paling dipercaya oleh responden didalam sebuah kendaraan, responden memilihGoogle (25%), Apple Siri (19%), Amazon Alexa (16%), Microsoft Cortana (5%), dan IBM Watson (3%). Meskipun demikian, sebanyak 32% responden yang kebanyakannya berusia 54 tahun ke atas menyatakan bahwa mereka tidak memercayai teknologi asisten suara manapun. secara mengejutkan, dari responden generasi milenial, hanya 20% yangtidak memercayai teknologi asisten suara manapun.
Meskipun pelanggan mengatakan bahwa mereka memperhatikan faktor keamanan dan menggunakannya untuk mengevaluasi suatu produk sebelum memutuskan membeli, survey ini juga menemukan adanya ketidaksesuaian antara perhatian terhadap faktor keamanan tersebut dengan kebiasaan responden saat ini dalam menggunakan teknologi. Misalnya, 23%responden menyatakan bahwa mereka tidak membatasi data yang dapat diakses oleh perangkat ataupun aplikasi yang terhubung dengan internet, sedangkan 17% lainnya mengakui bahwa mereka tidak tahubagaimana cara membatasi data tersebut.
Selain itu pula, lebih dari sepertiga responden(36%) mengakui bahwa mereka tidak mengetahui perihal jenis sertifikasi keamananapa yang seharusnya ada ketika membeli perangkat internet-connected. Kondisi yang lebih parah terjadi di Kanada dan Inggris, di mana sebanyak 41% responden dari masing-masing negara mengakui bahwa mereka tidak tahu perihal jenis sertifikasi keamanan apa yang seharusnya ada untuk perangkat internet-connected, sementara di Amerika hal tersebut diakui oleh 32% responden.
Blackberry menugaskan Atomik Research untuk melakukan survei secara online terhadap 4,010 orang dewasa di Amerika, Inggris, dan Kanada. Margin kesalahan sebesar +/- 2 poin persentase dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Untuk survei di lapangan dilakukan pada tanggal 11-12 Desember 2018.