Bisnis.com, JAKARTA — Platform dagang-el Bukalapak masih mempertimbangkan lebih lanjut untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Presiden dan Co-founder Bukalapak Fajrin Rasyid mengungkapkan pihaknya belum berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran kewajiban yang harus dipenuhi setelah menjadi perusahaan terbuka.
“Kalau sudah IPO kan harus publish data segala macem, kayaknya ribet,” katanya saat ditemui usah konferensi media Hari Ulang Tahun Bukalapak ke-9 di Jakarta, Kamis (10/01).
Fajrin mengungkapkan keterbukaan tersebut juga dikhawatirkan akan membuat rencana strategis dan inovasinya bocor dan bisa lebih dahulu dilakukan oleh perusahaan teknologi lainnya. Pasalnya, persaingan di industri teknologi sangat mengandalkan kemampuan dan kecepatan berinovasi.
Selain itu, dia menyampaikan bagi perusahaan rintisan atau startup untuk mendapatkan dana tidak harus melalui IPO, tetapi bisa dilakukan melalui pendanaan privat, obligasi, dan lainnya.
Fajrin berharap ada relaksasi terkait kewajiban yang harus dilakukan bagi perusahaan rintisan setelah melaksanakan penawaran saham perdana.
“Belum ada rencana konkret lah [terkait IPO] dalam waktu dekat ini, kami masih mempelajari berbagai kemungkinannya,” imbuhnya.
Sebagai informasi, perusahaan rintisan di Indonesia yang telah menempuh jalur IPO yaitu Kios On, MCash, dan Passpod.