Bisnis.com, JAKARTA — Tujuh pengembang asal Indonesia terpilih untuk berpartisipasi dalam Tokyo Game Show 2018 yang diadakan pada 20—23 September 2018 mendatang. Keikutsertaan ini salah satunya untuk memperkenalkan ekosistem gim lokal di kancah global.
Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Badan Ekonomi Kreatif Bonifasius Pudjianto mengatakan ini kali kedua dalam tahun ini perwakilan Indonesia berpartisipasi di ajang gim internasional setelah awal tahun lalu mengikuti ajang Games Connection di San Fransisco, Amerika Serikat.
Pria yang akrab disapa Boni ini menuturkan para pengembang yang akan pergi ke Tokyo Game Show (TGS) 2018 ini merupakan pengembang yang telah melalui proses kurasi sebelumnya.
Ada beberapa syarat yang ditentukan Bekraf bagi para calon peserta di antaranya harus sudah berbadan hukum, tingkat kepemilikan WNI tidak kurang 51%, dan kualitas kontennya. Adapun, proses pendaftaran dilakukan pada 23-28 Agustus 2018 lalu.
“Kami open call kepada semua pelaku industri [gim] di Indonesia untuk submit karya mereka, proses kurasinya tidak mudah karena yang daftar juga banyak,” katanya saat sesi konferensi pers di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Ada 4 kurator dari Asosisasi Game Indonesia (AGI) yang bertugas menilai dan memilih calon peserta yakni Adam Ardisasmita (Dewan Pengurus), Dwi Frida (Dewan Pengurus), Cipto Adiguna (Dewan Pengurus), dan Jan Faris Majd (Ketua Harian AGI).
Setelah melalui tahapan penilaian, akhirnya terpilih 7 pengembang dari dalam negeri yakni Agate Studio, Megaxus, Semisoft, Lentera Nusantara Studio, Wisageni, Melon Gaming, dan Studio Namaapa.
Perhelatan TGS tahun ini telah berlangsung sejak 1996 lalu. Ajang ini kerap menjadi acuan untuk menandai arah dan pergerakan aplikasi dan pengembang permainan terkini. Di ajang ini para peserta dapat bertemu dengan praktisi industri gim dari seluruh dunia termasuk pengembang, penerbit (publisher), gamer, hingga media.