Satelit Telkom Merah Putih Meluncur Minggu Depan

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 26 Juli 2018 | 15:57 WIB
Suasana di Telkom Indonesia National Command Center (TIOC) di Jakarta, Rabu, (13/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Suasana di Telkom Indonesia National Command Center (TIOC) di Jakarta, Rabu, (13/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, BOGOR — Satelit Merah Putih sudah berada di titik peluncuran yakni di SpaceX, Cape Canaveral Air Force, Florida, Amerika Serikat. 

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (26/7/2018), Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan telah dikirim dari Space Systems Loral (SSL) di Palo Alto, California sebagai pabrikan pembuat satelit. Rencananya, satelit diluncurkan ke slot orbit 108 derajat Bujur Timur (BT) pada 4 Agustus. 

“Satelit Merah Putih rencananya akan diluncurkan menuju slot orbit 108 derajat Bujur Timur pada 4 Agustus sesuai pernyataan resmi yang kami terima dari SpaceX selaku perusahaan penyedia jasa peluncuran,” ujarnya.

Menurutnya, durasi pengerjaan fisik satelit selama 2,5 tahun yakni dimulai sejak 2016. Satelit tersebut akan meluncur menggunakan Roket Falcon 9 milik SpaceX. 

Satelit Merah Putih ini akan memperkuat bisnis satelit Telkom dengan kapasitas 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang menjangkau wilayah Indonesia dan Asia Tenggara. Sisanya, menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit ini menggunakan platform SSL 1.300 dengan desain masa pakai 16 tahun.

“Satelit Merah Putih akan memperkuat bisnis satelit Telkom yang sebelumnya telah mengoperasikan satelit Telkom-2 dan Telkom 3S.  Satelit Merah Putih memiliki kapasitas 60 transponder aktif,” katanya. 

Sebelumnya, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) Anang Latif mengatakan pihaknya saat ini memiliki dua kandidat untuk penyedia jasa satelit jenis high throughput satellite (HTS). Menurutnya, belum banyak negara yang menggunakan satelit jenis ini. 

Di sisi lain, pihaknya membutuhkan penyedia jasa satelit untuk menghubungkan 150.000 titik di pelosok. Satelit asal Hong Kong dan Eropa, kata Anang, yang berpotensi dilirik pemerintah untuk memenuhi kebutuhan broadband mulai dari tahun 2019 hingga 2022 ketika satelit HTS pemerintah meluncur. 

Menurutnya, sewa satelit akan ditempuh sambil menunggu proyek satelit HTS pemerintah selesai. Sewa satelit HTS pun dipilih karena menawarkan biaya sewa lebih murah yakni di kisaran US$300 per Mbps per bulan ketika jenis satelit lainnya menawarkan harga US$600 per Mbpsd per bulan bahkan lebih. 

“Satelit Hong Kong sama satu lagi dari Eropa. Nanti kita negosiasi ada enggak kapasitas untuk melayani kebutuhan kita,” kata Anang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper