Bisnis.com, JAKARTA — Setelah dua tahun lalu memperkenalkan biaya langganan mingguan, penyedia layanan video on demand Hooq meluncurkan model pembayaran baru yakni biaya langganan harian guna menjangkau lebih banyak pelanggan.
Menurut Country Director Hooq Guntur Siboro, model pembayaran harian ini merespon pola konsumsi sebagian masyarakat Indonesia yang suka membeli sesuatu dalam partai kecil untuk kebutuhan sehari-harinya, seperti membeli sampo dan deterjen sachet.
“Makanya, kami beri juga program langganan yang ‘sachetan’ seperti ini supaya mereka tidak merasa berat langganan mingguan atau bulanan,” katanya, belum lama ini.
Guntur menerangkan model pembayaran harian ini memberikan fleksibilitas lebih tinggi bagi pelanggannya, misalnya para pelanggan dapat memilih berlangganan pada akhir pekan saja saat mereka memiliki lebih banyak waktu untuk menonton.
Untuk pembayaran, sekitar 90% pelanggan Hooq menggunakan metode potong pulsa atau direct carrier billing. Pelanggan lebih menyukai metode ini karena dianggap lebih aman dan berisiko kecil.
“Kalau pakai kartu kredit kan mereka harus memasukkan kode-kode tertentu, itu bikin mereka khawatir,” tambahnya.
Saat ini, jumlah pelanggan Hooq yang teregistrasi mencapai 20 juta pelanggan. Dari jumlah tersebut, lanjut Guntur, sekitar 30%-40% merupakan pengguna aktif per bulan.
Ketika ditanya kelompok pelanggan terbesar, dia mengaku kesulitan mengidentifikasi para pelanggan Hooq karena 1 ID pelanggan dapat digunakan hingga 5 perangkat sehingga kemungkinan multi pengguna kerap terjadi.
“Kami kan tidak tahu, mungkin saja siang-siang dipakai oleh anaknya menonton kartun sedangkan malamnya ibunya menonton drama. Itu sulit dikategorisasikan,” ungkap Guntur.
Yang jelas, target utama Hooq adalah keluarga muda yang memiliki gaya hidup modern.