Porsi Belanja Digital Korporasi untuk Cloud Bakal Terus Naik

Duwi Setiya Ariyanti
Minggu, 11 Februari 2018 | 21:41 WIB
Komputasi awan/Istimewa
Komputasi awan/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Porsi belanja digital korporasi khususnya untuk cloud dipercaya bakal terus naik.

Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer mengatakan secara umum, belanja digital untuk peranti keras maupun peranti lunak bakal naik ke depannya. Namun, dia menyebut khusus pelayanan komputasi awan atau cloud akan terus naik porsinya.

Alasannya, perusahaan terdorong untuk melakukan digitalisasi dan memilih cloud untuk menunjang bisnisnya.

Riset IDC Indonesia 2018 yang melibatkan 1.500 perusahaan dan 100 di antaranya berasal dari Indonesia menghasilkan bahwa lebih dari 45% perusahaan menilai data menjadi pos utama belanja digital tahun ini.

Meskipun demikian, pemanfaatan data baru sekitar 2% pada 2017 dan potret saat ini menunjukkan baru 8% perusahaan yang telah melakukan digitalisasi dan menikmati manfaatnya.

Erik menyebut terdapat kecenderungan perusahaan melirik digitalisasi juga penggunaan cloud untuk menunjang usahanya.

Perusahaan patungan antara Telkom dan Telstra, asal Australia sudah beroperasi selama sekira empat tahun. Seperti diketahui, pada perusahaan tersebut, Telkom menguasai saham 51% dan Telstra sebesar 49%.

"Menurut saya, tren belanja TI ke depan tetap berjalan beriringan, baik itu untuk belanja untuk hardware maupun software. Namun, yang perlu dicermati adalah belanja untuk kebutuhan layanan cloud yang justru akan meningkat, karena semakin banyak korporasi yang semakin sadar bahwa mereka membutuhkan layanan cloud untuk menunjang bisnis mereka," ujarnya.

Di sisi lain, Chairman iCIO Community Agus Wicaksono mengatakan belanja digital perusahaan memang masih terbatas. Penyebabnya, banyak perusahaan belum bisa mendefinisikan transformasi digital di lini usaha masing-masing.

Banyak perusahaan, tuturnya, terbatas pada melakukan kegiatan secara digital atau doing digtal bukan menjadi benar-benar digital atau being digital.

Dia pun menyebutkan transformasi yang seharusnya tertuju pada penguatan pelayanan konsumen justru tak tercapai karena terdapat aspek yang belum cukup kuat seperti infrastruktur.

Sebagai contoh, dia mengemukakan transformasi pada sistem pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis kartu dan aplikasi. "Gradasi transformasimu sampai mana. Basisnya power shift to customer."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper