Robot Tukang Urut Bernama Emma Praktik di Singapura

Gombang Nan Cengka
Senin, 23 Oktober 2017 | 12:03 WIB
Calista Lim mengoperasikan Emma memijat seorang pasien di Singapura/NTU
Calista Lim mengoperasikan Emma memijat seorang pasien di Singapura/NTU
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Emma, bukan ahli pijat biasa. Emma adalah nama robot yang dikembangkan oleh perusahaan hasil inkubator Nanyang Technological University (NTU), AiTreat. Robot ini sudah beroperasi sebagai tukang urut untuk bagian punggung dan lutut manusia di Singapura.

Untuk pertama kalinya Emma bekerja di klinik NovaHealth TCM (Traditional Chinese Medicine, kedokteran tradisional China), didampingi oleh para dokter dan pakar terapi urut lainnya.

Nama Emma sendiri adalah kependekan dari ‘Expert Manipulative Massage Automation’. Untuk melakukan fungsinya, Emma dilengkapi dengan lengan robotik yang memiliki ujung yang meniru bentuk telapak tangan dan ibu jari manusia.

Menurut Albert Zhang, pendiri AiTreat dan NovaHealth, robot yang diciptakan perusahaannya itu bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang ditemukan di lingkungan perawatan kesehatan.

Seperti dikutip dalam siaran pers NTU, Emma akan menjadi alternatif lebih murah di negara-negara dengan biaya perawatan kesehatan yang tinggi. Di berbagai negara dengan jumlah penduduk yang menua, tuntutan akan perawatan nyeri kronis saat ini semakin meningkat.

AiTreat pada saat ini bernilai SGD 10 juta, dan mendapat dukungan dari modal ventura tidak hanya dari Singapura, tetapi juga dari China dan Amerika Serikat.

Robot seperti Emma diharapkan dapat membantu dokter dan ahli terapi fisik, karena robot tidak bisa lelah seperti manusia. Ahli terapi bisa memusatkan perhatian di daerah lain di tubuh seperti leher atau sendi lainnya yang pada saat ini belum bisa ditangani oleh Emma.

Untuk mendukung tugasnya, Emma dilengkapi oleh sensor yang dapat mengukur kekakuan otot atau tendon tertentu. Data dari sensor ini kemudian dikirim ke server, untuk diolah menggunakan teknik kecerdasan buatan, yang akan menghitung tekanan yang perlu diberikan kepada pasien pada saat proses pemijatan.

Komputer juga dapat melacak dan menganalisis kemajuan pasien, membuat laporan kinerja untuk mengukur seberapa jauh pemulihan menggunakan data yang diperoleh dari Emma. Komputasi awan yang digunakan oleh Emma ini didukung oleh Microsoft, setelah Albert Zhang dan kawan-kawannya memenangkan Microsoft Developer Day Start-up Challenge tahun lalu.

Robot seperti Emma sebenarnya bukanlah robot pertama yang ditemukan dalam perawatan kesehatan. Para peneliti telah menjajaki penggunaan robot untuk kegunaan lain, seperti untuk pembedahan dan kedokteran jarak jauh (telemedicine).

Dorongan untuk menekan biaya dan meningkatkan keterjangkauan perawatan kesehatan tidak pelak lagi akan terus mendorong penggunaan robot di dunia kedokteran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper