Bisnis.com, JAKARTA - PT Erajaya Swasembada Tbk mengungkapkan ponsel pintar dari vendor asal China memang tengah menjadi tren.
Perwakilan dari Erajaya Djatmiko Wardoyo mengatakan produk asal brand China mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
"Kami mengikuti permintaan pasar, tahun ini industri melihat bahwa produk asal China pertumbuhannya tinggi," ujarnya di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Baca Juga BUMN Gencar Emisi MTN |
---|
Dia menambahkan pihaknya juga akan banyak menggandeng brand china dan mengikuti tren yang berkembang di pasar.
"Kami mengikuti permintaan pasar," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga berharap agar pasar gelap (black market) untuk produk asal vendor China yang cukup marak dapat segera ditangani agar tidak merugikan.
Baca Juga Kebijakan Moneter AS Jadi Sorotan Global |
---|
"Brand tertentu punya kecenderungan black marketnya bisa maraka, tentu saja kami sangat berharap di mana penjual Indonesia harusnya yang resmi. Harapannya begitu, tetapi ini bukan hal yang gampang," katanya.
Dia mengatakan tantangan besar di mana Indonesia negara sebagai negara kepulauan yang memiliki pelabuhan banyak dalam pengawasannya juga perlu ekstra.
"Mengawasinya juga susah tetapi kami percaya pemerintah dengan koridor hukumnya seharusnya bisa," ujarnya.
Baca Juga Ini Tips Start Up Bangun Jejaring Media |
---|
Erajaya memandang black market dapat merugikan dalam sisi tiga hal, yaitu konsumen, pemerintah, dan pelaku industri.
Pertama dari konsumen, hak perlindungan dari after sales market.
Kedua, dari sudut pemerintah tidak akan mendapatkan pajak dari produk yang tidak melalui jalur resmi tersebut.
"Jika membicarakan bisnis yang bisnis yang sifatnya 5-6 miliar dolar, itu besar, kalau sampai BM nya besar," katanya.
Ketiga, sebagai pemain di industri yang memang sudah IPO dan berkomitmen memberikan kontribusi ke pemerintah dengan mengimpor, otomatis dirugikan.
"Jadi ada pihak yang terkena dampak dengan beredarnya produk-produk yang sifatnya BM," jelasnya.