Proyeksi Penjualan di Atas Estimasi Analis, Saham Adobe Melesat

Sri Mas Sari
Sabtu, 18 Maret 2017 | 18:31 WIB
Adobe System Inc/Istimewa
Adobe System Inc/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Adobe System Inc. mencapai rekor akhir pekan ini setelah perusahaan itu memperkirakan penjualan kuartal ini di atas estimasi para analis, menyokong posisinya sebagai pemimpin pasar cloud.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (18/3/2017), perusahaan yang menjual perangkat lunak dan sistem media digital itu mengatakan pendapatan akan mencapai sekitar US$1,73 miliar pada kuartal kedua dan mencetak laba 94 sen per saham.

Angka itu di atas proyeksi analis US$1,71 miliar untuk penjualan dan 91 sen untuk laba, menurut data yang dikompilasi Bloomberg.

Adobe merupakan satu dari beberapa vendor software terbesar yang menggeser penjualan dari one-time licenses ke subscriptions.

Chief Executive Officer Shantanu Narayen fokus pada hal itu, yang juga menopang bisnis desain digital dan marketing online. Semua itu mendorong harga saham mencapai rekor harian tertinggi US$130,3 di New York pada Jumat (17/3/2017) atau naik 6,5% yang merupakan lompatan tertinggi dalam hampir enam bulan terakhir.

"Mereka lanjut mengeksekusi tanpa cela atau hampir tanpa cela. Ini perusahaan yang dijalankan sangat baik saat ini," kata Josh Olson, analis pada Edward Jones.

Ryan Macdonald, analis pada Wunderlich Securities, mengerek prediksi harga saham Adobe ke 145 dari 115 serta rekomendasinya menjadi beli dari semula tahan. Analis lainnya juga menaikkan target mereka. Adobe mengantongi 21 rekomendasi beli, sembilan tahan, dan nol jual.

Pendapatan kuartal pertama naik 22% menuju US$1,68 miliar, kata Adobe dalam pernyataannya setelah penutupan perdagangan reguler pada Kamis (16/3/2017). Laba bersih 94 sen per saham pada periode yang berakhir 3 Maret itu, di atas proyeksi rata-rata analis 87 sen.

Pendapatan bersih melesat 58% menjadi US$398,4 juta dan beban operasional naik sekitar separuh dari peningkatan penjualan yang naik 11% menjadi US$975,3 juta.

"Transformasi digital telah menciptakan dorongan bagi Adobe di antara spektrum konsumen yang beragam dan macam industri yang luas --dari para siswa ke desainer, ke sektor publik, dan merek besar dunia," kata Narayen.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper