Target Proyek Digital Telkom Sigma 50% dari BUMN

Lavinda
Minggu, 5 Maret 2017 | 19:16 WIB
Ridwan Kamil (ketiga kiri) dan Judi Achmadi (kedua kanan) saat penghargaan MURI bagi TelkomSigma di Smart City./Bisnis
Ridwan Kamil (ketiga kiri) dan Judi Achmadi (kedua kanan) saat penghargaan MURI bagi TelkomSigma di Smart City./Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan solusi teknologi informasi komunikasi (TIK) terintegrasi Telkom Sigma menargetkan bisa menggarap proyek digital di sebanyak 50% perusahaan milik negara pada 2017, atau dua kali lipat dari porsi tahun sebelumnya.

Direktur Utama Telkom Sigma Judi Achmadi menyampaikan, saat ini perseroan telah mengerjakan proyek digital di sekitar 25% perusahaan dari total 118 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Solusi yang digarap terutama sistem integrasi, peranti lunak (software) dan Enterprise Resources Planning (ERP).

“Untuk BUMN, kami sudah menggarap 25% dari sisi software. Hampir semua sistem integrasi, Targetnya tahun ini bisa 25% lagi. Jadi total 50%,”ujarnya pekan lalu.

Sebagai informasi, Telkom Sigma memiliki tiga portofolio bisnis yakni, sistem integrasi, pusat data (data center), dan layanan kelola (manage service). Komposisi kinerja bisnis didominasi oleh portofolio sistem integrasi mencapai 50%, sisanya data center 30%, dan manage service 20%.

Selama ini, perseroan telah mengerjakan proyek digital BUMN sektor infrastruktur, perbankan, agribisnis, pertambangan, transportasi, pelabuhan, bandara, dan semen. Ke depan, Telkom Sigma akan menggenapkan porsi mitra kerja dari perusahaan milik negara menjadi 60%, sementara perusahaan swasta 40%, dibandingkan komposisi saat ini yang terbalik.

“Secara sektoral, komposisi yang cukup mendominasi ialah infrastruktur, agribisnis, dan perbankan,” sebutnya.

Menurut dia, skema bisnis yang dijalankan tahun ini akan berbeda dengan periode sebelumnya. Jika sebelumnya Telkom Sigma hanya menyediakan jasa layanan, kini berubah menjadi model Capex to Opex (C2O) dengan minimal lima tahun masa kontrak.

Dalam skema ini, Telkom Sigma melakukan investasi belanja modal (capital expenditure) terhadap seluruh perangkat TI sekaligus memberi layanan pada aktivitasnya, sementara mitra kerja akan membayar sewa berkala yang termasuk dalam operational expenditure perusahaan.

Dengan model bisnis tersebut, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk. itu akan memerlukan lebih banyak belanja modal dibandingkan tahun sebelumnya. Kebutuhan itu, ujar Judi, akan dipenuhi dari induk usaha maupun pinjaman perbankan.

Sebagai informasi, Telkom Sigma telah bersinergi dengan BUMN untuk mendorong Indonesia berbasis digital. Pengembangan infrastruktur digital diwujudkan melalui dukungan pada pangsa pasar segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan menyediakan layanan solusi perbankan untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sejak 2009.

Telkom Sigma juga memiliki BaliCamp sebagai pusat pengembangan peranti lunak yang juga difungsikan untuk mewadahi perusahaan rintisan (startup) agar dapat mengembangkan bisnis.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lavinda
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper