Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mendorong perusahaan nasional meluncurkan satelit untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia yang sangat besar, demi meningkatkan akses komunikasi hingga ke wilayah terpencil.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan pasok satelit yang tersedia di Indonesia masih jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhan fungsi satelit atau permintaan pasar setidaknya sampai 2025.
Hal itu, menurut dia, yang menyebabkan satelit asing saat ini diizinkan beroperasi meski izin hak labuh hanya diberikan kepada perusahaan dalam negeri.
“Saya mendorong slot sebanyak-banyaknya harus kita kuasai. Perhitungannya kita masih kekurangan pasok satelit sampai 2025. Jadi setelah pemerintah punya satelit pun itu masih kurang kapasitasnya,”ungkapnya dalam pesan singkat, Minggu(19/2/2017).
Sampai saat ini, baru ada empat perusahaan nasional yang memiliki satelit, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Indosat Ooredoo Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PSNA.
Belum lama ini, Telkom meluncurkan Satelit Telkom 3S melalui Roket Ariane 5 dari French Guiane menuju slot orbit 118 derajat Bujur Timur pada ketinggian 35.755 di atas Selat Makassar.
Dengan nilai investasi mencapai US$215 juta mencakup biaya pembuatan satelit, jasa peluncuran dan asuransi, Satelit Telkom 3S menjadi satelit pertama yang dilengkapi dengan transponder Ku-band dengan bit rate tinggi untuk sistem komunikasi yang diklaim lebih berkualitas.
Dalam hal jangkauan, coverage Satelit Telkom 3S meliputi seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Timur. Penyedia layanan telekomunikasi itu keberadaan satelit mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap satelit asing sehingga kebutuhan satelit akan dipasok oleh perusahaan nasional.