Ketika Fintech dan Bank Saling Meminang

Abdul Rahman
Rabu, 4 Januari 2017 | 19:57 WIB
Financial Technology (Fintech)/channelasia
Financial Technology (Fintech)/channelasia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Beleid yang ditunggu-tunggu itu akhirnya keluar. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi itu bak air yang menuntaskan dahaga pelaku jasa keuangan. Bukan hanya jasa financial technology (fintech), tetapi juga bank.

Pasalnya, dengan keluarnya regulasi tersebut membuat posisifintech di industri jasa keuangan semakin jelas. Tak lagi abu-abu seperti dulu. Ini juga berarti, bank yang katanya terancam dengan kehadiran fintech bisa mengatur strategi. Ingin head to head atau berkolaborasi.

Pilihan terakhir tampaknya lebih realistis. Gelagat bank merangkul fintech kian hari kian tampak. Tak hanya bank berkantong tebal, bank kecil pun sudah melihat potensi ini.

PT Bank Mayora contohnya. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan, tahun ini pihaknya bakal menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan fintech. Langkah ini sebagai tindak lanjut atas sejumlah tawaran yang masuk pada 2016.

"Ada beberapa perusahaan fintech yang telah mengajukan proposal kerja sama bisnis dengan kami. Di 2017 kami akan bersinergi," katanya di Jakarta baru-baru ini.

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) tak mau ketinggalan. Bank swasta terbesar di Indonesia ini menjadikan 2017 sebagai tahun pengembangan teknologi informasi yang fokus padaf intech.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, pihaknya ingin masuk ke program-program baru yang bisa menyelaraskan dan fleksible dengan fintech. Untuk itu, BCA tak tanggung-tanggung, duit sekitar Rp1 triliun sampai Rp2 triliun disiapkan untuk pengembangan produk.

Bank Syariah Mandiri (BSM) juga sejak lama menanti kepastian aturan mengenai fintech. Alasannya serupa dengan bank-bank lain, ingin merangkul fintech. Fahmi Ridho, Direktur BSM pernah mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi bila tren bisnis mengarah ke fintech.

"Ke depan kita akan ke sana. Karena nantinya batas antara bisnis ini mulai kabur," ujarnya.

Lalu gayung pun bersambut. Aidil Zulkifli, CEO & Co-founder UangTeman berujar, kolaborasi bank dan fintech akan memberikan sinergi yang saling menguntungkan. Dampaknya adalah perekonomian masyarakat Indonesia bisa meningkat karena mendapatkan kemudahan dalam mengakses lembaga keuangan.

Meskipun demikian, kolaborasi ini tetap memperhatikan perbedaan budaya kerja dan pemahaman terhadap proses bisnis yang dijalankan oleh masing-masing industri. "Sudah ada beberapa bank yang mengajak kerja sama tapi saya belum bisa sebut namanya," tukasnya.

UangTeman adalah penyedia layanan pinjaman online mikro pertama di Indonesia yang merupakan bagian dari PT Alpha Digital Group Pte Ltd, salah satu perusahaan digital keuangan di Asia Tenggara.

Kolaborasi adalah pilihan paling tepat antara kedua industri ini. Masing-masing punya kelebihan. Fintech lebih efisien karena bisa menekan ongkos operasional, sementara bank handal dalam memitigasi risiko.

Sacha Polverini, Senior Program Officer-Regulation and Policy, Financial Services for the Poor Bill & Mellinda Foundation  mengatakan, persaingan antara bank dan fintech malah bakal berdampak negatif.

"Saya tidak berpikir kalau kompetisi antara bank dan perusahaan fintech akan memberikan hasil yang positif," ujarnya.

Pertumbuhan fintech belakangan ini amat pesat. Terlihat dari nilai investasi yang ditanamkan modal ventura ke start up fintech. Tak kurang US$13,8 miliar atau sekitar Rp186,9 triliun sepanjang 2015, lebih dari dua kali penanaman modal selama 2014.

Saat ini ada 19 fintech yang bernilai di atas US$1 miliar atau kerap disebut sebagai “unicorn”.

Asia telah menjadi salah satu pusat fintech dunia. Di kawasan ini terdapat sekitar 2.500 start up fintech, dan berpotensi menggerus pasar tradisional perbankan.

Berdasarkan data OJK, jumlah sementara perusahaan fintechyang masuk dalam otorisasi OJK sebanyak 120 perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper