Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan pasar terhadap layanan Data Engineers dan peneliti Big Data diprediksi semakin tinggi sejalan dengan perubahan teknologi yang dewasa ini semakin cepat.
Peneliti dari University Technology Sydney (UTS), Wayne Brookes mengakui layanan Big Data saat ini masih sangat baru, sehingga industrinya pun dinilai masih belum terbentuk dengan baik. Kendati demikian menurutnya, penggunaan Big Data juga dapat membuat suatu industri bertumbuh seperti yang telah dilakukan oleh industri e-commerce.
"Penggunaan big data ini dapat mendorong suatu industri agar dapat bersaing dalam masyarakat ekonomi Asean. Jika menerapkan ini, maka industri itu akan ada pada barisan terdepan dalam tren global," tuturnya di sela-sela acara diskusi Big Data Membuka Peluang Baru di Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Seperti diketahui, International Data Corporate (IDC) memprediksi pendapatan global dari Big Data dan analisa bisnis diprediksi akan tumbuh hingga US$187 miliar dalam waktu tiga tahun mendatang.
Selain itu, data sebesar 2,5 quintilion bytes juga akan ditambahkan pada global pool setiap harinya. Data yang telah dikumpulkan berasal dari sensor pemantauan iklim, situs media sosial, gambar digital dan video, pembelian dan transaksi online dan ponsel.
Wayne mengatakan perkembangan Big Data yang dinilai sangat cepat dewasa ini membuat pekerjaan data engineer dan data scientist menjadi diminati dalam dunia pekerjaan.
"Untuk itulah diperlukan keahilian khusus seperti visualisasi data yang digunakan dalam pengujian data melalui cara baru," tukasnya.