Bisnis.com, JAKARTA— Para peneliti di Center for Negative Carbon Emission Arizona State University berusaha menciptakan alat yang bisa menyerap kembali karbon yang ada di udara.
Karbon dioksida yang dikumpulkan dalam resin bisa disimpan di bawah tanah, digunakan untuk rumah kaca atau untuk mendukung pertumbuhan ganggang guna menghasilkan bahan bakar nabati.
Berdasarkan catatan bisnis, baru-baru ini Airbus dan pemerintah Bavaria melakukanpenelitian untuk menghasilkan bahan bakar penerbangan berbasis ganggang.
“Sekarang, kami melakukan proses pengambilan karbon dari tanah kemudian kami konversikan energi tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna,” kata Klaus Lackner, Direktur Pusat Penelitian seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/6/2016).
Namun, penelitian ini didera kritik yang mengatakan teknologi pembersih karbon bisa melemahkan kemauan politik untuk meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil. Di sisi lain, penduduk dunia telah memproduksi lebih dari setengah miliar ton karbon dioksida ke udara sejak terjadinya revolusi industri.
Sementara itu, resin merupakan bahan dasar pohon buatan yang diciptakan para peneliti. Pohon buatan berbasis resin ini diklaim mampu mengumpulkan sekitar 1.000 kali lebih banyak karbon dioksida dibandingkan dengan pohon asli dengan ukuran yang sama.
Para peneliti telah melakukan berbagai eksperimen fabrikasi dengan cara berbeda agar kapasitas temuan ini bisa lebih dimaksimalkan.