Balon Google Berpotensi Batal Mengudara

Sholahuddin Al Ayyubi
Senin, 28 Maret 2016 | 11:45 WIB
Menkominfo Rudi Antara (tengah) bersama Vice President Project Loon Google Mike Cassidy (kedua kiri), CEO PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini (kedua kanan), CEO PT Indosat Tbk. Alexander Rusli (kanan) dan CEO Telkomsel Ririek Adriansyah bertumpu tangan seusai penandatanganan kerja sama akses Internet melalui Project Loon di kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2015).
Menkominfo Rudi Antara (tengah) bersama Vice President Project Loon Google Mike Cassidy (kedua kiri), CEO PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini (kedua kanan), CEO PT Indosat Tbk. Alexander Rusli (kanan) dan CEO Telkomsel Ririek Adriansyah bertumpu tangan seusai penandatanganan kerja sama akses Internet melalui Project Loon di kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2015).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Uji coba proyek Google Loon yang rencananya dilakukan di langit Indonesia pada kuartal pertama 2016 berpotensi batal dilaksanakan karena masih belum mengantongi izin untuk terbang dari regulator.

CEO XL Axiata Dian Siswarini mengemukakan, alasan balon udara Google yang sampai saat ini masih belum dapat terbang dan melakukan uji coba di langit Indonesia yaitu karena balon udara Google diyakini masih tersandung perizinan untuk terbang dari regulator.

Padahal, menurutnya, uji coba balon udara Google tersebut menggandeng tiga operator lokal sekaligus di Indonesia. “Setahu saya, Google Loon masih belum mendapatkan izin untuk terbang di wilayah udara RI,” tuturnya kepada Bisnis melalui layanan pesan singkat, Kamis (24/3/2016).

Dian menjelaskan pihak operator sampai saat ini sudah melakukan berbagai persiapan tahap akhir untuk uji coba teknis balon udara Google di langit Indonesia. Tiga operator yang akan bekerja sama untuk melakukan uji coba balon udara Google itu adalah PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Telkomsel.

“Persiapan teknis sedang kami lakukan dan hampir memasuki tahap akhir,” katanya. Menurut Dian, pihak operator sampai saat ini masih menunggu kepastian dari Google untuk melakukan uji coba teknis balon udara Google.

Menurutnya, Google sudah menyiapkan sejumlah balon udara dan teknologi untuk diterbangkan, tetapi karena masih tersandung perizinan, maka balon udara Google masih belum diperbolehkan untuk terbang.

“Balon sudah dipersiapkan Google, operator seperti XL mempersiapkan teknis komunikasi antara balon dan ground station,” paparnya.

Balon Google Berpotensi Batal Mengudara

LATIHAN TERGANGGU

Ketika ditemui, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto menjelaskan, jika balon udara Google mendapatkan izin untuk terbang di langit Indonesia, diprediksi wilayah udara Indonesia akan menjadi sempit dan pasukan TNI AU akan kesulitan untuk melakukan latihan penerbangan karena terganggu balon Google yang tersebar di langit Indonesia.

“[Balon Google] ini jelas akan mengganggu kami untuk latihan penerbangan di wilayah udara Indonesia,” tukasnya.

Balon udara dari Google ini dapat terbang di udara paling lama sekitar 100 hari dan wilayah cangkupannya mencapai 5.000 kilometer pada setiap sisi dan jaringan 4G LTE yang dapat dipancarkan serta diterima oleh sebuah telepon pintar memiliki kecepatan hingga 15 Mbps, sedangkan untuk peranti MiFi mampu menerima data hingga kecepatan 40 Mbps.

Kemudian, Kementerian Komunikasi dan Informatika yang tertarik dengan teknologi terbaru dari Google dalam proyek Google Loon ini, berencana melakukan technical test di wilayah Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan daerah pelosok yang sulit dijangkau oleh jaringan 4G LTE dari base transceiver station (BTS).

Ada tiga operator lokal yang diajak oleh Kemenkominfo untuk melakukan technical test Google Loon ini, yaitu EXCL, ISAT, dan Telkomsel yang nantinya menggunakan frekuensi 900 MHz milik ketiga operator tersebut.

Menurut catatan Google, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang akan melakukan technical test proyek Google Loon dalam skala besar meskipun sejumlah negara juga telah melakukan tes tersebut, tetapi dalam skala kecil, seperti Brasil, kemudian Selandia Baru, dan Australia.

Khusus untuk wilayah Indonesia, balon Google nantinya tersebar mulai dari daerah pelosok hingga ke tengah laut dan balon tersebut akan terbang pada ketinggian 20 kilometer dari permukaan laut dan memiliki jangkauan pada radius 40 kilometer, melebihi jangkauan BTS yang dimiliki oleh operator.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (28/3/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper