GILARSI W. SETIJONO: Pimpinan Harus Jadi Role Model

Fajar Sidik
Senin, 4 Januari 2016 | 12:40 WIB
Gilarsi Wahyu Setijono, Presiden Direktur PT Pos Indonesia.
Gilarsi Wahyu Setijono, Presiden Direktur PT Pos Indonesia.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia, yang menggulirkan transformasi bisnis sejak beberapa tahun terakhir, sepertinya kesulitan dengan adanya kekosongan pucuk pimpinan selama hampir 6 bulan.

Saat ini, BUMN sektor pos dan logistik ini sudah kembali menunjukk an gairah setelah diangkatnya Gilarsi Wahyu Setijono sebagai Presiden Direktur yang baru menjabat sekitar sebulan ini. Bisnis.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengannya baru-baru ini. Berikut petikannya:

Sebagai pemimpin baru di Pos Indonesia yang datang dari eksternal, Apa saja rencana Anda untuk mengembangkan bisnis perseroan ke depan?

Pos Indonesia ini diibaratkan sebagai ‘raksasa tidur’. Pertama yang saya lakukan adalah meneriakkan ke seluruh organ perusahaan untuk segera bangkit, saya teriak bangun, bangun. Semua orang se dang saya bangunkan. Dalam proses membangunkan tentu dari yang paling atas sampai yang paling bawah semuanya harus bangun. Saya sedang mencoba mengembalikan fungsi leader sebagai role model.

Kemarin beberapa teman-teman di Pos pada kaget, “Eh dirut jam 7 pagi sudah di depan pintu. Ngapain ini?” Saya melakukan greeting mengucapkan selamat pagi kepada semua staf yang hadir pagi-pagi. Paling tidak kita melakukan tugas sebagai apresiasi kepada karyawan yang menegakan disiplin waktu. Hal semacam ini setidaknya bisa dilakukan seminggu sekali.

Ini untuk menunjukkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, saling tenggang rasa itu dimunculkan kembali. Saya ingin kebangkitan Pos ke depan ini menjadi representasi kebangkitan Indonesia.

Bagaimana rencana Anda untuk mengembangkan bisnis Pos Indonesia ke depan?

Pos Indonesia dalam arsitektur, katakanlah dalam 10 tahun ke depan, akan tetap fokus pada lima core business. Bisnis surat dan paket menjadi bisnis inti sebagai legacy perseroan. Bisnis paket bisa digabung dengan logistik untuk menangkap e-commerce sebagai potensi besar dan pertumbuhannya luar biasa. Bisnis logistik juga harus menjadi backbone bagi sistem logistik nasional, karena kita sudah by design memiliki jaringan distribusi di 4.500 titik di seluruh Indonesia. Bahwa kita harus bekerja sama dengan yang punya kapal, kereta api, pesawat, itu semua kan hanya penghubung. Tetapi dalam distribusinya Pos Indonesia sebagai back bone.

Dari pada kita bekerja sendiri-sendiri, kenapa tidak kita bangun logistik nasional, ibarat satu badan yang semuanya terjadi sinkronisasi. Apabila seluruh perusahaan transportasi kapal, truk, pesawat, kereta semuanya bergerak dalam satu kesatuan logistik nasional, diharapkan biaya logistik Indonesia yang saat ini 25% dari GDP, untung-untung bisa ke 18% mendekati Jepang di 14%.

Itu sudah sangat efisien lumayan banyak, kalau 1% sama dengan Rp100 triliun berarti ada sekian ratus triliun yang bisa dihemat dari biaya logistik nasional. Berikutnya pengembangan jasa layanan keuangan mulai dari wesel, pospay untuk pembayaran, dan remitansi.

Lalu yang satu lagi ini bisnis bawaannya karena Pos Indonesia memiliki properti strategis di mana-mana, tentunya harus menghasilkan uang juga. Arahnya nanti pada penguatan bisnis ritel. Saya melihat value yang luar biasa dengan dukungan 4.500 titik distribusi Kantor Pos. Hampir semuanya berada di lokasi-lokasi strategis.

Jadi by default perseroan bisa menjadi perusahaan ritel yang besar.

Bagaimana kepemimpinan yang diterapkan agar kelima bisnis inti tumbuh sesuai ekspektasi?

Leadership saya, bagaimana membawa lima poin bisnis inti per usahaan mempunyai roadmap masing-masing yang jalannya jelas, proses mengawalnya jelas, organisasinya juga jelas, semua orang menapak ke arah yang benar, selambat apapun. Saya bertanya mana yang lebih penting jam atau kompas?

Jam itu memberikan kita efisiensi, kalau kompas memberikan kita arah yang benar. Jadi yang lebih penting kompas, karena efisien pun kalau arahnya salah, ya percuma.

Kepemimpinan saya bagaimana membuat semuanya terjadi sinkronisasi dan bergerak kearah yang benar. Sekarang ini belum semuanya sinkron, dan terus dibenahi. Kita terus bergerak meskipun lambat, tetapi sudah ke arah yang benar dan semua bagian mulai menggeliat. Sekarang terus kita bangunkan, diajak olah raga sedikit, baru nanti saya ajak lari. Itu yang signifikan harus diterapkan dalam proses leadership.

Saya sampaikan kepada top 100 Pos bahwa saya menuntut setiap individu di Pos, terutama pimpinan, agar menjadi role model , karena kepemimpinan tanpa teladan yang baik, tidak akan membuat orang hormat pada pemimpinnya. Berikan suri teladan yang baik dan arahan yang baik. Itu saja.

Apa saja tantangan yang Anda hadapi selama masuk Pos Indonesia?

Leadership itu tantangannya hanya satu, yakni menciptakan leadership mulai dari dirimu sendiri. Itu sebuah konsekuensi jika ingin menciptakan panutan, saya harus mulai dari sendiri, mungkin sebelum di Pos saya masih bisa memaafkan diri saya apabila bangun terlambat, sekarang sudah tidak bisa, karena saya akan menjadi referensi bagi sekian banyak orang. Ini yang tidak boleh salah. Implementasi kepemimpinan kita mengubah visi, misi dan budaya perusahaan, agar otomatis terjadi perubahan kultur.

Perubahaan budaya ini harus disistematikakan dalam bentuk business process improvement system (BPIS). Kita mengadakan workshop 3 hari untuk mengidentifikasi strategic intent kita, yang harus distrukturkan sampai proses menjadi KPI setiap SDM seperti apa, audit review-nya juga seperti apa, semuanya harus terangkum dalam BPIS perusahaan.

Memang Pos Indonesia belum familiar dengan sistem itu, makanya saya menghadirkan konsultan supaya semuanya bisa berjalan dengan baik. Agar pada akhirnya tujuan dari yang paling atas sampai paling bawah itu terjadi sinkronisasi. Itu implementasinya, kita punya sistem, metode, menguatkan visi misi dan budaya perusahaan agar proses manajemen berjalan dengan baik.

Apa saja yang Anda temukan di Pos Indonesia selama sekitar 1 bulan menjabat?

Alhamdulillah saya bertemu dengan orang-orang baik, yang siap mendukung dan memiliki gereget yang sama bahwa Pos Indonesia sudah kelamaan tidur dan kita harus bangun sekarang. Sejauh ini saya tidak menemukan hambatan yang signifikan, kecuali pada saat saya masuk ada 24 temuan BPK, dan audit di IT kita masih jauh dari yang seharusnya, jadi saya berkonfrontasi dengan keadaan tersebut.

Sebetulnya itu bukan hambatan, tetapi sesuatu yang harus dihadapi karena saya menyadari bahwa Pos ini mungkin sudah tertidur 50 tahun, padahal yang lain sudah jalan jauh, jadi harus dibangunkan sekarang.

Hambatan terbesar sejauh ini sih hanya kecepatan kita untuk bangun, sadar terus menyiapkan diri untuk bersama-sama maju.

Apakah tidak ada resistensi dari internal?

Alhamdulillah tidak ada, kalaupun ada hanya dalam posisi pasif dan tidak terkemuka. Saya mulai dari dua hal, yakni percaya dan prasangka baik. Kalaupun ada masa lalu Pos yang grouping dan konflik di sana-sini, saya pikir itu hanya kesalahan proses manajemen. Bukan orang tetapi pada proses leadership-nya yang tidak sempurna.

Dengan mengajak bangun bersama, dengan bergerak menuju satu visi yang sama, sistem kerja yang sama dan semua berbenah dari sisi spirit kita sudah sama. Sekarang Pos mulai bangun dan kesadaran kita sudah semakin tinggi, tinggal bagaimana sekarang secara strategi dan operasional bisa menggiring Pos menjadi juara.

Apakah Anda tipikal pemimpin yang keras terhadap yang under performed?

Itu sebuah konsekuensi, bukan kemauan, perusahaan membutuhkan orang-orang yang mampu bekerja. Apabila dalam rencana kerja sudah ada komitmen akan sampai pada target tertentu, tetapi yang mengendarainya berlambat-lambat, maka kita harus mengganti sopir yang lain agar kita bisa menempuhnya sesuai dengan waktu yang kita sepakati bersama.

Perombakan pasti terjadi, dan ini sedang dalam proses pemetaan antara yang diinginkan dengan current condition disesuaikan, karena ini sebuah transformasi, tetapi ini bukan yang otomatis bongkar-pasang. Yang terpenting saat ini adalah dengan orang yang sama, akan ada perubahan paradigma untuk maju, tetapi bila tidak mau berubah terpaksa harus ganti orang. Tapi bisa saja bahwa selama ini ada beberapa individu yang ditempatkan di posisi yang sebenarnya tidak pas, sehingga tidak bisa performed di tempat tersebut. Misalkan orang yang terbiasa menulis dengan tangan kanan, dipaksa pakai tangan kiri, dia memang masih bisa menulis, tetapi tidak akan nyaman dan hasilnya tidak bagus. Hal itu yang terjadi di dalam talent management process, kita tidak menempatkan orang pada tempat yang seharusnya.

Jadi kadang-kadang bukan persoalan kinerja orang tersebut lambat, tapi salah menaruh orang pada posisinya. Misalkan SDM yang extrovert disimpan sebagai data analis, atau orang introvert disuruh jadi sales, keduanya tidak akan nyaman dengan pekerjaan masing-masing.

Jadi tidak begitu disalahkan orangnya dulu.

Apakah roadmap bisnis Pos Indonesia perlu diubah? Seperti apa arahnya ke depan?

Selama ini roadmap bisnis perseroan mungkin sudah bagus, tetapi pelaksanaan roadmap-nya yang tidak optimal sehingga seolah-olah roadmap-nya yang salah. Mungkin sudah ada target seharusnya 5 tahun terakhir sudah ada pencapaian tertentu, tetapi mungkin selama ini tidak ada review , tidak ada audit, atau tidak ada pressure untuk melakukan corrective action, karena ini semua kedodoran sehingga membuat kita saat ini berkesimpulan bahwa roadmap yang ada sekarang ini salah.

Padahal sebetulnya belum tentu itu, tapi proses manajemennya yang membuat roadmap menjadi gagal. Hal itu terjadi karena leadership yang tidak jalan.

Bagaimana kesiapan rencana bisnis tahun 2016?

Rencana bisnis yang sudah ditetapkan sebelumnya bisa berjalan, ini untuk berkomunikasi dengan shareholder dan partner kita mengacu pada rencana bisnis yang ada. Tetapi tidak sepenuhnya akan menjadi yang akan saya sepakati.

Kami masih manyusun rencana bisnis dari hasil workshop selama 3 hari. Ini yang menjadi matter di internal adalah dari hasil workshop yang sedang dibahas juga di 11 wilayah. Penetapan targetnya berdasarkan potensi di daerah. Adapun untuk penyelesaian blueprint business keseluruhan butuh waktu 3 bulan, mungkin pada Maret sudah siap.

Lalu bagaimana Anda melihat industri pos dan logistik nasional saat ini dan potensinya ke depan?

Pos kalau bicara mail kita tidak terlalu banyak berharap, karena regulasi sudah mengakui electronic procurement sebagai dokumen legal, maka tidak ada kebutuhan untuk membuat surat lagi, dan sudah tergantikan secara elektronik. Tinggal nanti yang muncul sesuatu yang sifatnya romantika, menulis surat cinta, puisi, atau berkirim kartu pos itu masih ada meskipun jumlahnya tidak besar. Tetapi ini masih bisa tumbuh, karena semakin orang mampu, akan semakin menikmati yang sifatnya romatisme.

Ketika kesejahteraan seseorang itu bertambah, maka romantisme itu bisa tumbuh kembali. Di situ pos sebenarnya masih berharap akan adanya pertumbuhan surat-menyurat, dan Pos menjembatani human connectivity.

Tetapi Pos masih memiliki layanan paket dan logistik, jasa keuangan dan ritel masih memiliki peluang besar untuk tumbuh. Misalnya bisnis paket dengan pertumbuhan e-commerce maka jumlah pengiriman barang akan ikut meningkat.

Selama daya beli masyarakat semakin membaik dipastikan bisnis kurir akan terus meningkat. Pada 2016 Indonesia diprediksi akan jauh lebih stabil secara ekonomi, dan stabilitas politik sudah lebih baik seharusnya kita bisa mengukir pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi. Mungkin 6% bukan angka yang terlalu challenging.

Untuk kurir dan logistik tetap akan tumbuh paling tinggi. Tetapi jasa keuangan harus realistik karena kita tidak bisa menabrak aturan OJK. Adapun untuk pengembangan bisnis ritel, saya membutuhkan modal yang cukup agar bisa tumbuh ekspansif dan seluruh jaringan aset perseroan bisa menghasilkan secara optimal.

Pewawancara: Fadjar Sidik

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (4/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper