Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mengalami pertumbuhan pesat pada pasar biro perjalanan online di Eropa dalam satu dekade terakhir, Booking.com kini melakukan ekspansi ke China dan AS.
CEO Booking.com, Darren Huston, yang juga memimpin perusahaan induk Priceline Group, mengatakan Booking.com menargetkan peningkatan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada kuartal ketiga tahun ini. Dia juga optimistis masih akan mencatat pertumbuhan beberapa tahun ke depan.
"Bisnis perjalanan tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan PDB. Sedangkan perjalanan individu lewat biro online tumbuh lebih cepat dibandingkan perjalanan yang dikemas dalam bentuk paket," ujar Huston sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (13/10/2015).
Selain itu, menurutnya, pemamfaatan dunia online jauh berkembang lebih cepat dibandingkan offline dalam bisnis perjalanan sehingga pihaknya mendapat tiga keuntungan sekaligus.
"Jika Anda tidak bisa tumbuh dua digit pada industri perjalan online ini maka Anda tidak akan berkembang,” ujarnya.
Priceline, yang pernah menjadi raja biro perjalanan online, kembali menunjukkan kekuataannya setelah pada tahun 2005 membeli layanan reservasi hotel online Belanda, Booking.com senilai US$133 juta.
Langkah tersebut membuat Priceline mulai bersaing dengan Expedia sejak 2010. Namun Expedia masih menjadi raja biro perjalan onlien terbesar di AS dengan penjualan terbesar secara global.
Terkait prospek pasar China, Huston menyatakan tidak memiliki bukti yang kuat pelemahan ekonomi negara itu akan berpengaruh pada bisnis perjalanan online. Dia mencatat justru Booking tumbuh pesat setelah terjadi krisis keuangan pada 2008 di Eropa.
"Saya pikir tidak ada perubahan trend ekonomi dalam jangaka menengah sampai jangka panjang di China,” ujarnya. Bisnis perjalan itu akan terus tumbuh karena masyarakat akan terus melakukan perjalan baik untuk jarak pendek maupun jarak jauh sesuai keadaan.