Bisnis.com, JAKARTA—Solusi IT cloud-based-protection dianggap dapat meningkat efisiensi penggunaan data copy management perusahaan.
Dengan sistem komputasi tersebut, perusahaan dapat melakukan data copy management dengan mengatur back-up, restore, replikasi, dan snapshots dengan langkah lebih sederhana.
Presales Manager Mitra Teleinformatika Perkasa Oki M. Yusuf mengungkapkan komputasi awan berbasis keamanan ini dapat menekan harga infrastruktur TI. “Dari sisi long term, perusahaan tidak usah membeli banyak lisensi untuk ratusan server,” tutur Oki. Sehingga biaya perawatan tiap tahunnya dapat ditekan.
Di sisi lain, komputasi awan inin memiliki sistem security yang berbeda yakni menggunakan enkripsi yang dikirimkan kepada end-user. Sistem keamanan ini memungkinkan pengguna cloud dapat mengatur sendiri virtual private network (VPN) yang akan digunakan. VPN tersebut nantinya bisa terhubung dengan sistem komputasi awan yang disediakan perusahaan penyedia infrastruktur IT.
Oki menambahkan solusi yang disediakan perusahaan asal Amerika, Actifio ini memberikan pelayanan keamanan terhadap cloud. Proteksi ini mengikuti trend komputasi saat ini yang mulai menggunakan manage protection dalam komputasi.
Belum lama ini, International Data Corporation (IDC) mengeluarkan laporan survei seputar pemanfaatan cloud bagi perusahaan manufaktur. Riset menunjukkan 41% responden manufaktur di Amerika Serikat mengakses sumberdaya TI mereka melalui public cloud. Para analis IDC menemukan tren perusahaan manufaktur saat ini dan masa mendatang akan berbasis cloud.
Survei memperlihatkan penggunaan cloudmembawa keuntungan yang cukup signifikan bagi perusahaan. Pengeluaran perusahaan terhadap keperluan IT tradisional pun menurun. Sehingga para penyedia layanan cloudharus terus memperbaharui roadmap cloud mereka agar keuntungan bisnis terus berjalan.
Di Asia Pasifik sendiri trend cloud telah berkembang luas. Riset IDC menunjukkan 49% responden manufaktur di kawasan APAC telah beralih menggunakan cloud, baik yang publik maupun pribadi.
Temuan baru dalam riset ini adalah cloud akan menjadi standar de facto untuk operasi IT perusahaan selama 10 tahun mendatang. Standar ini diperuntukkan bagi perusahaan yang ingin beroperasi dan melayani pelanggan secara global. Perusahaan pun akan tergantung pada komputasi awan untuk mengakses informasi, sumber daya teknologi dan dukungan operasional.
Para penyedia layanan cloud pun sedang berada di tengah transformasi digital, dimana platform ketiga menjadi hal penting untuk berbisnis dan mengembangkan produk mereka.
Penyedia cloud diharapkan meninjau jaringan dan komunikasi infrastruktur agar memaksimalkan layanan bisnis mereka. Strategi mengadopsi teknologi komputasi awan bisa menjadi dimanfaatkan untuk keuntungan bisnis baik untuk perusahaan pengguna maupun penyedia layanan.