Bisnis.com, JAKARTA—ZTE Corporation memperkenalkan strategi 10 perlindungan keamanan jaringan yang dibenamkan dalam smartphone vendor asal Chine tersebut.
Fritz, Managing Director Mobile Devices Division PT ZTE Indonesia, mengatakan berbagai sistem keamanan yang telah ditanamkan dalam smartphone ZTE dimaksudkan untuk melindungi data pribadi pengguna.
“Tujuan kami adalah membuat smartphone yang aman sehingga informasi pribadi dan data rahasia mereka dapat terlindungi. Hal ini sangat penting, khususnya bagi pelaku bisnis, enterprise, dan pemerintahan, yaitu orang-orang yang berurusan dengan banyak informasi rahasia dan sensitif melalui ponsel mereka,” jelasnya, Rabu (13/5).
ZTE memiliki strategi ’10 Perlindungan’ yang menyediakan sistem keamanan, seperti perlindungan terhadap penyadapan, keterbukaan informasi, pelacakan, pencurian, charging malpractice, penipuan, virus, pelecehan, kecerobohan, dan pengurangan kecepatan.
Fritz mengatakan anti-phishing dan anti-fraud adalah dua dari ’10 pencegahan’ yang ditanamkan pada smartphone ZTE. Anti-phishing berfungsi untuk meningkatkan enkripsi pada pesan yang dikirimkan dan diterima melalui WeChat serta SMS. Anti-fraud berfungsi untuk mendeteksi upaya penipuan berbahaya. Teknologi ZTE ini telah mendapatkan paten di China. ZTE juga telah mengembangkan mobile browser yang dapat memverifikasi URL dan memberikan browsing yang lebih aman.
Selain itu, ZTE juga menciptakan palm butler, yaitu perangkat lunak untuk mengatur keamanan yang khusus dikembangkan oleh ZTE. Perangkat lunak tersebut menawarkan 13 fungsi keamanan seperti optimasi sistem, pembukti keaslian, smart interception, pemeriksaan cloud dan pengawasan lalu lintas.