Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), operator selular terbesar di Indonesia, menilai Surabaya menjadi contoh ideal dari sebuah kota cerdas (smart city) di Tanah Air.
“Kalau melihat dari tantangan dan target yang berhasil diselesaikan selama lima tahun ini, saya kira Surabaya yang paling ideal,” kata VP Komunikasi Korporat Telkomsel Adita Irawati, di Jakarta, Senin (4/5/2015).
Menurut dia, Surabaya cukup berhasil mengurai masalah-masalah khas urban seperti lingkungan, transportasi, dan birokrasi. Apalagi, tambah Adita, karakter keras Arek Suroboyo membuat tantangan Kota Pahlawan sebenarnya kian sulit.
Namun, dia melihat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sukses mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi untuk menghadapi aneka tantangan tersebut.
“Salah satu syarat menerapkan kota cerdas adalah visi dan kemauan pemimpin kota tersebut. Kalau tidak ya sulit,” lanjutnya.
Saat peresmian layanan 4G Long Term Evolution (LTE) pada 22 Maret lalu, Telkomsel menyebutkan adopsi kota cerdas di Surabaya a.l. sistem daring untuk administrasi kependudukan, perizinan, pemantauan area publik.
Bahkan kota itu juga menggunakan Internet saat penerimaan murid baru dan pemantauan lalu lintas via Traffic Management Center.
BIKIN NEXT DEV
Telkomsel merupakan salah satu operator yang giat menyebarkan visi kota cerdas di Tanah Air. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu pun menghelat Digital Creative Indonesia Competition (DCIC) The Next Dev.
Lomba itu akan menghimpun para pengembang untuk membuat aplikasi yang dibutuhkan oleh kota cerdas. The Next Dev bakal dipromosikan ke 10 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta. Setelah itu Surabaya, Malang, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.
Kompetisi itu memiliki enam subtema aplikasi yaitu pemerintahan, kesehatan, pendidikan, usaha kecil menengah, pariwisata, dan transportasi publik. Pendaftaran dibuka selama Mei-Juni 2015 untuk peserta berusia 18-30 tahun baik individu maupun tim.
Adita mengharapkan peserta lomba bisa menghasilkan aplikasi yang benar-benar bisa memecahkan persoalan-persoalan kota. Peserta, kata dia lagi, diibolehkan membuat aplikasi untuk memecahkan masalah di luar kota domisilinya.
“Tiap daerah kan tidak sama tantangannya,” ujarnya.
Telkomsel, kata Adita, nantinya berperan sebagai penghubung antara pengembang aplikasi dengan pemerintah kota. Dia meyakini 10 kepala daerah memiliki visi kota cerdas sehingga berkenan menggunakan aplikasi dari Next Dev.
“Menurut pengamatan kami, kepuasan warga kepada pemerintah daerah yang mengadopsi kota cerdas akan relatif tinggi,” ucapnya.