Bisnis.com, MALANG-Tujuh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, berhasil membuat mesin penetas penyu yang mempunyai keakuratan hingga 95%.
Ketujuh mahasiswa tersebut adalah M. Khaerul Askahfi, M. Abdi Nasrullah, Oni Zakiyah, Herfina Imandania, Vian Dedi Pratama, Hasan dan Hendra.
M. Khaerul Askahfi, juru bicara tim pembuat mesin penetas penyu, mengatakan saat ini mesin tersebut sudah dipesan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur.
"Mesin penetas penyu itu juga menjadi sebuah alat yang bisa digunakan untuk mengatur jenis kelamin dari telur penyu," kata Khaerul, Sabtu (21/2/2015).
Menurutnya jenis kelamin antara penyu jantan dan betina saat ini jumlahnya tidak seimbang menyusul terjadinya peningkatan pemanasan global. Ketidakseimbangan jenis kelamin yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap konservasi penyu.
"Dampak dari peningkatan suhu tersebut membuat prosentase penyu betina menjadi meningkat," jelas dia.
Anggota tim pembuatan mesin penetas penyu, Hendra, mengatakan jumlah penyu jantan dan betina yang tidak seimbang mengakibatkan tidak sempurnanya pembuahan.
Sementara banyak telur gagal menjadi penyu akibat membusuk atau diburu.
Selain itu akibat ketidakseimbangan prosentase jenis kelamin akan menyebabkan semakin berkurangnya pembuahan yang berpengaruh terhadap banyaknya telur yang
dihasilkan.
"Alat penetas penyu ini bekerja berdasar suhu sesuai dengan jenis kelamin yang ditetaskan," ujar dia.
Jika secara alami presentase penetasan mencapai 40%-60%, dengan menggunakan alat tersebut prosentase meningkat menjadi 90%-95%.
Alat penetas penyu tersebut juga bisa mengatur jenis kelamin telur penyu jantan atau betina dengan tingkat keakuratan yang mencapai 90%-95%.
Cara kerjanya tinggal mengatur suhu. Jika menginginkan penyu dengan jenis kelamin jantan tinggal menurunkan suhu. "Sebaliknya untuk mendapatkan penyu betina dengan menaikkan temperatur suhu," tambahnya.
Batas minimal suhu yang digunakan mulai dari 25-32 derajat celcius. Alat tersebut juga sudah diuji coba pada skala laboratorium dan uji ketelitian.
Hasilnya alat penetas penyu tersebut sudah lulus uji coba dan saat ini sedang dalam tahap pengurusan HaKI dan Paten di LPPM UB. Selain itu alat tersebut saat ini sedang digunakan untuk kegiatan konservasi penyu di desa Wonocoyo kabupaten Trenggalek.
"Di desa tersebut saat ini sudah ada dua alat penetas penyu," tambah dia.
Hanya saja ketersediaan alat masih belum sebanding dengan banyaknya telur yang harus ditetaskan. Dalam satu kali musim tetas terdapat sekitar 6.000 butir telur.
Sedangkan satu alat hanya mampu menetaskan 150 telur penyu telur. Alat penetas penyu yang diterapkan di desa Wonocoyo merupakan bentuk kegiatan pengabdian masyarakat bekerjasama dengan tim UKM seni religi dari FIB, FTP, dan FISIP.