HINDARI MONOPOLI: 2 Emiten Handset Tak Bikin Kemitraan Eksklusif Operator

Sanjey Maltya
Kamis, 30 Oktober 2014 | 02:00 WIB
Pernyataan TiPhone Mobile merupakan langkah yang normal agar tidak terjadi conflict of interest /Bisnis.com
Pernyataan TiPhone Mobile merupakan langkah yang normal agar tidak terjadi conflict of interest /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dua Emiten ritel handset, PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), menyatakan tidak akan mengikat salah satu operator telekomunikasi dalam kemitraan eksklusif, untuk menghindari pasar pra-bayar yang dimonopoli.

Presiden Direktur Erajaya Swasembada Budiarto Halim mengakui perseroan tidak berencana menjalin kemitraan eksklusif hanya dengan salah satu operator dalam rangka distribusi produk telekomunikasi seluler seperti kartu pra-bayar maupun pulsa isi ulang.

"Saya percaya eksklusifitas tidak akan bertahan lama," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com.

Terkait PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE) yang menggandeng anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebagai mitra eksklusif dengan akuisisi anak usahanya PT Pins sebagai bentuk strategi perseroan untuk memperkuat lini bisnisnya, Budiarto berkomentar hal tersebut merupakan sebuah kewajaran.

"Strategi emiten ritel untuk distribusi eksklusif itu wajar saja, tapi saya percaya Telkomsel tidak akan melakukan hal yang serupa. Artinya, mereka tetap akan bermitra dengan emiten ritel lain dalam metode distribusi produknya."

Menurutnya, perseroan percaya kemitraan eksklusif tidak akan bertahan lama. Erajaya saat ini menganggap setiap brand merupakan merk major yang terus dipacu penjualannya melalui sinergi kemitraan antar ritel dan vendor yang menghasilkan strategi tertentu dalam persaingan, sehingga tidak ada monopoli.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Direktur PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) Sugiono Wiyono Sugialam juga mengungkap hal serupa. Perseroan tidak akan berniat mengikat salah satu operator dalam kemitraan eksklusif untuk menghindari monopoli distribusi pra-bayar.

"Kami akan terus melihat perkembangannya untuk kemudian menetapkan strategi. Bilamana ada kemitraan strategis [bukan eksklusif] dengan operator, akan diarahkan melalui outlet khusus yang terpisah dari outlet utama," terangnya yang ditemui usai acara peluncuran Huawei Ascend Mate7 dan P7, Kamis (16/10) pekan lalu.

Meski demikian, Sugiono tidak menampik perseroan menjalin kemitraan strategis dengan PT Lenovo Indonesia serta PT Huawei Tech Investment untuk distribusi produk Huawei Ascend Mate7 dan P7.

Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengakui tidak memiliki rencana untuk mengikat kemitraan eksklusif dengan emiten ritel manapun.

Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi menjelaskan perseroan tidak melirik hal tersebut, melainkan menerapkan pembagian cluster (rumpun) terhadap banyak partner maupun dealer.

"Kami inginkan partner kami fokus dan mampu mengembangkan cluster-nya. Jadi, size-nya [luas saluran distribusi--segmen geografis] dibuat tidak terlalu besar untuk ditangani namun cukup menguntungkan secara bisnis."

Kalau monopoli, lanjut Hasnul, perseroan merasa saluran distribusinya akan terlalu luas sehingga sulit untuk dikelola. "Tapi lain operator lain strategi dan kondisi pelanggannya. Jadi strategi eksklusifitas dengan daerah yang luas bisa jadi lebih cocok bagi operator lain," terangnya.

Di sisi lain, VP Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati berkomentar TiPhone Mobile mengandung anak usaha Telesindo yang saat ini menjadi salah satu dari sekian distributor perseroan. "Telkomsel bersama dealer-dealer lainnya berjalan seperti biasa," jelasnya kepada Bisnis.com

Ketika ditanya perihal kemitraan eksklusif, dia menjawab,"Dari sisi Telkomsel tidak ada."

Sebelumnya, Hasnul pernah mengatakan pernyataan TiPhone Mobile merupakan langkah yang normal agar tidak terjadi conflict of interest alias konflik kepentingan karena adanya partner baru (mitra bisnis) TiPhone. Mitra yang dimaksud adalah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

"Saya menghargai niat baik pihak manajemen TiPhone Mobile untuk menjaga agar kedua belah pihak tidak dirugikan [dalam konflik kepentingan]."

Kontribusi Pendapatan Berdasarkan Segmen Geografis Semester I/2014
Erajaya:
Indonesia Barat: Rp780.82 miliar
Tengah: Rp3.759,45 miliar
Timur: Rp2.223,82 miliar
Total pendapatan: Rp6.734,10 miliar

Trikomsel:
Pulau Jawa: Rp3.055,67 miliar
Luar Jawa: Rp2,136,37 miliar
Luar Negeri: Rp596,71 miliar
Total pendapatan Rp5.788,75 miliar

Sumber: Laporan Keuangan Perseroan Semester I/2014

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sanjey Maltya
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper