Bisnis.com, JAKARTA- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) membutuhkan anggaran sekitar Rp1,9 triliun untuk memindahkan pelanggan Flexi ke anak usahanya yang berbasis GSM, Telkomsel.
Director of Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo mengatakan setengah dari anggaran tersebut atau sekitar Rp1 triliun diperlukan untuk membayar sewa menara. Sementara itu, sisa biaya lainnya yang sudah ditampung di escrow account akan digunakan untuk kompensasi pelanggan dan biaya promosi.
"Saat ini migrasinya sudah kita mulai," ujarnya, Rabu (10/9).
Dia melanjutkan migrasi ini menyangkut beberapa komponen seperti pelanggan, spektrum, menara, dan aset lainnya. Setiap komponen akan ditangani dengan strategi yang berbeda-beda. Indra menuturkan pihaknya diberikan waktu 15 bulan sampai akhir 2015 untuk melakukan migrasi. Kendati demikian, dia berharap bisa menyelesaikannya lebih cepat.
Indra melanjutkan pelanggan Flexi ini nantinya akan dialihkan ke kartu AS Flexi yang berada di bawah portofolio Telkomsel. Sementara itu, frekuensi selebar 5 MHz di 800 MHz yang selama ini digunakan Flexi akan dialihkan ke Telkomsel. Telkom juga mengklaim telah menyesuaikan kebutuhan teknologi untuk migrasi tersebut. Kendati telah berpindah ke nomor GSM, Indra menuturkan panggilan ke nomor lama pelanggan akan otomatis dialihkan ke nomor yang baru.
Sementara itu, terkait dengan aset menara yang saat ini digunakan oleh Flexi, perusahaan akan mengalihkan hak sewa kepada Mitratel. Anak usaha ini akan diberikan hak oleh Telkom untuk menyewakan menara tersebut ke pihak ketiga.