Bisnis.com, JAKARTA—Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) telepon seluler buatan dalam negeri diperkirakan bisa menyentuh 50%. Tapi level ini perlu dicapai secara bertahap, misalnya dimulai dari minimal 20% dulu.
Praktisi telematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Indrayanto mengatakan perhitungan konten lokal dalam perangkat telekomunikasi jangan bisa disamakan dengan produk nontelematika. Ini disebabkan perangkat telekomunikasi mencakup tiga aspek dengan karakter berbeda, yakni pemanufaktur, design house, dan komponen.
“Perlu ada pembedaan antara pemanufaktur dan desain karena desain lebih intangible market. Perhitungannya berbeda untuk desain dan software,” kata Adi, Kamis (10/7/2014).
Pada sisi lain, Direktur PT Tata Sarana Mandiri (TSM) Sam Ali menyatakan proses desain telepon seluler dilakukan bertahap mulai dari kustomisasi perangkat lunak (software), operating system, desain user interface, desain produk, hingga desain tata letak sirkuit (PCB).
TSM adalah design house yang bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada Tbk. dalam memproduksi smartphone lokal berbasis teknologi 4G LTE merek Ivo. Menurut Sam kesuksesan ponsel buatan dalam negeri di pasar domestik tergantung permintaan dan sikap pemerintah.
Dukungan pemerintah untuk membatasi impor ponsel utuh bakal memengaruhi minat konsumen lokal. “Ini tergantung juga bagaimana animo masyarakat soal produk dalam negeri. Selama ini paradigmanya buatan lokal kualitasnya lebih rendah jadinya tidak ada demand,” tutur Sam.
Ponsel pintar Ivo yang didesain TSM dirakit melalui pabrik Pat Nusapersada di Batam, Kepulauan Riau, denganTKDM sekitar 33%. Konten lokanya akan meningkat pada November tahun ini menjadi 40%. Produk ini baru di tahap semi perakitan terurai (semi knock down/SKD) dan akan berlanjut ke complete knocked down.