Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah cenderung mendorong operator code division multiple access (CDMA) untuk berkonsolidasi ketimbang menerapkan teknologi E-GSM.
Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika M. Budi Setiawan mengatakan opsi konsolidasi akan lebih menguntungkan bagi operator daripada mencoba teknologi baru.
Jika opsi ini diterapkan, akan ada satu operator yang menjadi pemilik jaringan, sedangkan operator yang lain menjadi virtual network.
Dengan solusi ini operator CDMA diprediksi bisa lebih bersaing untuk menggelar layanan long term evolution (LTE) 4G.
"Kami masih menunggu apa maunya mereka [operator CDMA]. Kalau sudah sepakat akan kita fasilitasi," ujarnya, Selasa (13/5/2014).
Budi melanjutkan teknologi extended global system for mobile communication (E-GSM) memang bisa menjadi salah satu solusi.
Namun, opsi ini relatif sulit dilakukan karena terganjal berbagai persoalan mulai dari penataan frekuensi dan lisensi.
Budi memprediksi jika diterapkan sekarang teknologi E-GSM baru akan terealisasi dalam 3 tahun-5 tahun mendatang.
Dengan menerapkan inovasi E-GSM, operator telekomunikasi bisa memanfaatkan frekuensi CDMA di 850 Mhz untuk jaringan GSM.
Budi menyatakan beberapa operator memang telah mengajukan permohonan untuk menggelar teknologi ini.