Transponder Satelit, Indonesia Minim Pasokan

Galih Kurniawan
Jumat, 20 Desember 2013 | 15:12 WIB
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Kebutuhan transponder satelit di Indonesia yang terus meningkat ternyata tak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi.

Dari total kebutuhan sekitar 230 transponder hanya 120 yang dapat dipenuhi dari dalam negeri sedangkan sisanya menyewa ke pihak asing.

Di Indonesia saat ini terdapat enam satelit yakni Indostar 2, Telkom 1, Telkom 2, Palapa D, Palapa C2 dan Garuda 1 yang terdiri dari sebanyak 119 C-band, 5 Ku-band, 10 S-band dan 200 L-band. Satelit itu ditangani oleh empat operator.

 

“Banyak perusahaan butuh jaringan sendiri, seperti perbankan dan retail, setiap tahun butuh tambahan kapasitas,” kata Presiden Direktur PT Satelit Nusantara (PSN) Adi R Adiwoso seusai penandatanganan kontrak pembelian satelit antara PSN dan Boeing Satellite Systems International di Jakarta, Jumat (20/12/2013).

 

Selain disewakan, katanya, perusahaan penyedia layanan satelit juga membutuhkan untuk bisnis lainnya. Dia menyebutkan setiap tahun PSN butuh tambahan tiga kanal baru. Saat ini mereka sudah menggunakan 22 kanal dari satelit mereka yang mengorbit di 146 derajat Bujur Timur (BT).

 

Adi mengatakan pasar bisnis satelit Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai US$250 juta. Tahun depan nilainya diprediksi naik sekitar 10%.

Rata-rata kontrak sewa transponder dipatok sekitar US$1 juta per tahun. Menurutnya berdasarkan tren beberapa tahun terakhir pasar satelit tidak pernah turun meski belakangan pembangunan jaringan serat optik semakin marak di Tanah Air.

 

Dia menyebutkan kebutuhan transponder semakin meningkat seiring dengan naiknya jumlah pengguna Internet broadband serta layanan pay TV.

Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun depan diperkirakan akan mencapai 107 pengguna di mana sekitar 21 juta di antaranya merupakan subscriber broadband baik fixed maupun wireless.

Adapun bisnis pay TV di Indonesia diprediksi bakal meraup untung besar pada 2020 lantaran jumlah pelanggan yang diperkirakan mencapai 8,7 juta subscriber.

 

Kondisi itu, kata Adi, juga membuat permintaan satelit dengan transponder Ku-band semakin besar. Dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 237 transponder tahun depan sebanyak 110 di antaranya merupakan tipe Ku-band sedangkan sisanya C-band.

“C-band memang masih akan berkembang khususnya untuk korporasi,” katanya.

 

Adapun satelit baru milik PSN ditargetkan akan meluncur pada pertengahan 2016. Satelit yang diberi nama PSN VI itu membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk menuju orbit tetapnya sehingga layanannya baru dapat digunakan pada 2017.

 

PSN membeli satelit itu dari Boeing Satellite Systems International seharga US$200 juta. Sekitar 75% dana disediakan oleh US Export Import Bank melalui skema pinjaman berdurasi 13 tahun dengan bunga 3,5%. Satelit PSN VI memiliki 56 transponder yang terdiri dari 36 C-band dan 18 Ku-band sedangkan sisanya band lain.

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper