Bisnis.com, JAKARTA—Adopsi layanan cloud computing atau komputasi awan diprediksi bakal semakin masif di Indonesia seiring penetrasi Internet yang semakin pesat.
Salah satu konsumen utama layanan ini adalah industri media dan komunikasi yang terus bergerak ke arah multimedia.
“Sekarang orang apa-apa berhubungan dengan Internet, entah media sosial, media online, kebutuhan teknologi juga meningkat,” ujar CEO PT Cyberindo Mega Persada (CBNCloud) Budhi Wibaha di Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Dia menyebutkan berdasarkan lembaga riset Gartner tahun lalu kebutuhan komputasi awan di Asia Pafisik meningkat hingga 18%.
Tren serupa juga terjadi di Indonesia. Dia optimistis pada 2016 mendatang kebutuhan komputasi awan di Indonesia akan meningkat hingga 40%.
Dengan compound annual growth rate (CAGR) hingga 20%, dia meyakini pencapaian tersebut cukup lumayan.
Pencapaian itu, katanya, belumlah menyamai adopsi cloud di sejumlah negara maju.
Menurutnya untuk ukuran pasar seperti Indonesia angka tersebut juga tergolong konservatif.
Namun kondisi tersebut memberikan angin segar dalam bisnis layanan cloud computing di Tanah Air.
Perkembangan itu, katanya, juga didukung dengan pemahaman konsumen atas manfaat cloud computing yang terus meningkat.
Menurutnya sebagian konsumen saat ini menganggap adopsi cloud adalah salah satu cara untuk memacu penghematan.
Budhi menyebutkan industri media adalah salah satu konsumen potensial dalam bisnis layanan cloud.
Pasalnya industri ini menuntuk fleksibilitas tinggi seiring dengan saluran konten yang semakin beragam.
Dia mengatakan dari sekitar 600 pelanggan CBNCloud sebanyak 35% di antaranya datang dari industri media.
“Kalau dilihat dari pendapatan kami, kontribusinya bahkan mencapai 50%,” katanya. (ra)
