Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan produk teknologi informasi (IT) tahun depan diperkirakan masih bertumbuh. Penjualan hardware dan software khususnya untuk segmen konsumsen diprediksi tumbuh mengingat tren yang mengarah kepada perangkat mobile.
Consumer Director PT ECS Indo Jaya Husin Tjandera mengatakan tren IT tahun depan mengarah kepada perangkat bergerak (mobility). Pasar notebook tipis (ultrabook) dan tablet diproyeksi akan bertumbuh karena ketatnya persaingan antara para vendor untuk memproduksi perangkat.
“Mobility device akan tetap bertumbuh karena dukungan jaringan Internet yang makin baik. Kalau PC mungkin akan stagnan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (29/10).
Husin mengatakan berdasarkan pengalaman mendistribusikan produk IT, pasar PC tidak pernah turun signifikan. PC diproyeksi tetap bertumbuh walau tidak mencapai dua digit. Pasalnya banyak vendor saat ini terus berusaha memproduksi ultrabook dengan harga terjangkau, yakni sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta.
Penjualan software pun diperkirakan akan bertumbuh sejalan dengan menjamurnya produk-produk mobile. Produk security seperti anti virus diperkirakan akan bertumbuh karena kesadaran masyarakat mulai terbentuk.
“Banyaknya perangkat mobile secara tidak langsung menggambarkan kebutuhan akan produk security di level konsumen. Di level enterprise mereka lebih ke solusi secara menyeluruh,” ujarnya.
Husin mengatakan fokus bisnis ECS Indo Jaya ialah distribusi di level konsumen yang mencapai sekitar 70%, sedangan sisanya untuk service dan enterprise. Pihaknya menargetkan tahun depan dapat bertumbuh sekitar dua digit untuk semua jenis hadrware dan software yang didistribusikan.
Pada kesempatan itu, ECS Indo Jaya menjalin kerja sama dengan Symantec untuk menjadi distributor tunggal produk anti virus Nortor untuk segmen konsumen. ECS Indo Jaya merupakan distributor produk IT yang saat ini memiliki jaringan 4.000 jaringan reseller di seluruh Indonesia.
“Pasar bergerak ke mobility hardware sehingga kita siapkan solusi security yang lebih ke konsumen. Jumlah produk yang didistribusi untuk konsumen sekitar 60% dan 40% untuk enterprise,” ujarnya.
Consumer Sales Manager Symantec untuk Indonesia Rita Nurtika mengatakan saat ini mayoritas konsumen telah sadar untuk menggunakan antivirus asli. Selain karena edukasi yang terus dilakukan, masyarakat juga mulai sadar akan pentingnya melindungi data dari serangan malware.
“Bisa dipastikan software yang dijual di pasaran adalah software asli. Penjual yang memasarkan anti virus Norton bajakan sebenarnya memasarkan produk trial saja yang umumnya berlaku 30 hari saja,” ujarnya.