Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mentok di peringkat 79 dunia dalam pengukuran ICT Development Index (IDI) 2012 oleh International Telecommunication Union (ITU).
Dari refleksi hasil itu, ingar-bingar industri telekomunikasi di Tanah Air ternyata tak banyak membawa perubahan.
Dalam laporan yang belum lama dirilis itu diketahui peringkat Indonesia tidak berubah dibanding tahun sebelumnya. Indeks yang dicapai RI kalah jauh dibandingkan dengan Republik Korea yang menempai puncak daftar terbaik dunia maupun regional.
Korea mampu mencapai IDI sebesar 8,51 pada 2011 dan naik menjadi 8,57 pada 2012. Pencapaian itu menempatkan mereka di peringkat teratas dunia selama 2 tahun berturut-turut. Adapun IDI yang dicapai RI pada 2011 tercatat sebesar 3,14, naik menjadi 3,34 pada 2012. RI pun bertengger di posisi 17 untuk pengukuran di regional Asia Pasifik.
Dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, posisi RI masih kalah jika dibandingkan dengan Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia bahkan Vietnam yang mencapai IDI sebesar 3,80 pada 2012.
Posisi RI juga masih setingkat di bawah Thailand untuk pengukuran IDI di tingkat Asia Pasifik. Thailand mampu mencatatkan IDI sebesar 3,54 pada 2012 atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,42.
IDI adalah indeks gabungan yang dihitung berdasarkan 11 indikator yang terbagi menjadi tiga kategori yakni akses ICT (information and communication technology), penggunaan ICT dan keterampilan ICT. Indeks ini kali pertama diperkenalkan ITU pada 2008 dan dirilis hasilnya pada 2009 melalui laporan berjudul Measuring the Information Society.
Kini laporan itu dirilis berkala setiap tahun oleh ITU. Tujuan utama dari pengukuran itu adalah untuk mengetahui sejauhmana perkembangan ICT di suatu negara, mengukur kesenjangan digital dan menemukan potensi pengembangan sektor ICT.
Indikator dalam akses ICT meliputi jumlah subskripsi telepon tetap per 100 penduduk, jumlah subskripsi layanan telepon seluler per 100 penduduk, bandwidth Internet internasional per pengguna, persentase kepemilikan komputer oleh rumah tangga dan persentase ketersediaan akses Internet oleh rumah tangga.
Penggunaan ICT diukur dari tiga indikator yakni persentase individu yang menggunakan Internet, subskripsi fixed broadband per 100 penduduk dan subskripsi broadband nirkabel per 100 penduduk.
Adapun keterampilan ICT diukur dari tingkat literasi penduduk dewasa, rasio gross enrolment sekunder dan rasio gross enrolment tersier.