BISNIS.COM, JAKARTA -- Indonesia bisa menjadi negara riset pada 2030 apabila semakin banyak perguruan tunggi yang menggalakkan dan membudayakan riset serta penelitian dalam pendidikannya.
"Masih sedikit perguruan tinggi yang mengembangkan riset sesuai program studinya termasuk universitas negeri," kata Yohanes Surya, Senin (17/6).
Optimismenya merujuk pada potensi pengajar perguruan tinggi selevel doktor yang bisa merangsang anak didiknya untuk melakukan penelitian atau lebih jauh lagi menciptakan penemuan.
Dia menilai pengajar setingkat doktor memiliki pengalaman melakukan penelitian yang bisa ditularkan kepada anak didiknya.
Yohanes sangat mempercayai potensi pembudidayaan penelitian kampus mampu mengangkat Indonesia menjadi salah satu negara maju.
"Penemuan-penemuan mereka bisa memberi sumbangsih kepada negara dengan paten uang didaftarkan. Jangan sampai kita semakin tertinggal dari Singapura dan Malaysia yang tergolong unggul di kawasan Asean dalam meneliti serta mematenkan penemuan mereka," kata dia.
Selain itu, dia mempercayai potensi anak Indonesia di masa kini yang akan menjadi peneliti di masa mendatang.
"Sejatinya tidak ada anak bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dengan metode yang benar," katanya.
Setidaknya hal itu telah dibuktikan dari keunggulan Tim Olimpiade Indonesia (TOFI) di kompetisi antarnegara dengan seratus lebih medali emas dalam kurun 20 tahun terakhir.
"Indonesia unggul dalam olimpiade fisika mengingat hingga tahun 2013, sudah lebih dari 100 medali emas dari ajang olimpiade sains dunia diraih anak-anak bangsa" kata Yohanes.
Dia menjelaskan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan 103 medali emas, 86 medali perak, 129 medali perunggu.
Senada dengan Yohanes, Deputi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Tinggi (HELM) dari Chemonics, Prima Setiawan mengatakan, masih banyak perguruan tinggi yang belum mengembangkan riset. Padahal di negara-negara maju riset menjadi andalan dalam menopang kemajuan negara.
"Kami bekerja di beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan mencoba melakukan pendampingan bagi banyak universitas agar gencar melakukan penelitian," katanya.
Menurutnya, riset akan menjadi nilai tambah bagi universitas atau yang sederajat. Selama ini perguruan tinggi lebih banyak berkutat pada proses pendidikan saja tanpa melirik riset.
"Mungkin dari banyak tenaga pengajar merasa cukup dalam memberi materi kuliah kepada mahasiswanya. Sehingga riset dan penelitian belum begitu dilirik," katanya. (Antara)
Indonesia Jadi Negara Riset Pada 2030
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto